Pengaruh Suplementasi Tepung Jintan Hitam (Nigella Sativa L.) Dalam Pakan Terhadap Berat Organ Dalam Dan Indeks Produksi Ayam Pedaging

Main Author: Ghozali, Rizal Taufieq Ahmad
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/12284/1/Rizal%20Taufieq%20Ahmad%20Ghozali.pdf
http://repository.ub.ac.id/12284/
Daftar Isi:
  • Jintan hitam (Nigella sativa L.) merupakan salah satu tanaman yang tumbuh subur di wilayah tropis. Tanaman ini termasuk famili Ranunculaceae, yang merupakan tanaman berbiji. Jintan hitam juga tergolong tanaman gulma yang tumbuh semusim dengan tinggi 20-50 cm. Jintan hitam merupakan tanaman yang berpotensi sebagai imunostimulan karena mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Jintan hitam mengandung zat aktif tymmoquinone yang mempunyai kemampuan sebagai antioksidan, antiinfeksi, antitumor dan antiinflamasi sehingga dapat mengoptimalkan kinerja dari organ pencernaan unggas. Jintan hitam berpotensi untuk dijadikan pakan suplementasi unggas karena kandungan protein kasar yang tinggi. Kandungan nutrisi jintan hitam adalah sebagi berikut: energi metabolis (EM) 41480 kkal/kg, protein kasar (PK) 23,38 %, lemak kasar (LK) 40,89 %, serat kasar (SK) 12,49 %, kalsium (Ca) 1,94 % dan fosfor (P) 0,75 %. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 2017 sampai 15 Januari 2018 di peternakan Bapak Samsul, Karangploso. Analisis kandungan nutrisi dilaksanakan di Loka Penelitian Sapi Potong Grati, Pasuruan, Jawa Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan suplementasi tepung jintan hitam (Nigella sativa L.) dalam pakan terhadap berat organ dalam hati, jantung, gizzard dan limpa serta indeks produksi ayam pedaging. Penelitian ini menggunakan DOC (days old chick) ayam pedaging yang tidak dibedakan jenis kelaminnya (non-sexing) yang merupakan strain Lohman umur satu hari yang diproduksi oleh PT. Japfa Comfeed Indonesia berjumlah 192 ekor. Rata-rata berat badan umur 1 hari yaitu 36,85±2,35 g/ekor dengan koefisien keragaman sebesar 6,37%. Periode starter umur 1-21 hari pakan yang diberikan adalah pakan dalam bentuk pakan basal terdiri dari jagung kuning, tepung ikan, bungkil kedelai ditambahkan tepung jintan hitam sedangkan pakan basal pada periode finisher umur 22-35 hari terdiri dari jagung kuning, tepung ikan, bungkil kedelai, bekatul dan ditambahkan tepung jintan hitam. Perlakuan yang digunakan yaitu 4 perlakuan dengan 6 ulangan. Perlakuan ini terdiri dari P0 (Pakan basal tanpa penggunaan tepung jintan hitam sebagai kontrol), P1 (Pakan basal dengan penambahan tepung jintan hitam 2%), P2 (Pakan basal dengan penambahan tepung jintan hitam 4%), P3 (Pakan basal dengan penambahan tepung jintan hitam 6%). Pakan perlakuan disusun secara iso protein dan energi dengan kandungan (PK) 19,48-21,26%, (EM) 3118,60-3144,50 Kkal/kg, (SK) 5,52-6,70%, (LK) 6,05-6,40%. Pengukuran berat badan dan organ dalam dilakukan pada ayam berumur 35 hari sebanyak 24 ekor. Peubah yang diamati adalah berat hati, jantung, gizzard dan limpa. Data dari rancangan acak lengkap dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA) dan apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji jarak Duncan’s. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan tambahan berupa suplementasi tepung jintan hitam tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap pertambahan berat hati, jantung, gizzard dan limpa. Berat hati diperoleh nilai tertinggi pada perlakuan P0 (2,67±0,14) g/100g BB dan terendah pada perlakuan P3 (2,55±0,07) g/100g BB. Berat jantung diperoleh nilai tertinggi pada perlakuan P1 (0,41±0,02) g/100g BB dan terendah pada perlakuan P3 (0,37±0,04) g/100g BB. Berat gizzard diperoleh nilai tertinggi pada perlakuan P1 (2,41±0,11) g/100g BB dan terendah pada perlakuan P3 (2,36±0,08) g/100g BB. Berat limpa diperoleh nilai tertinggi pada perlakuan P1 (0,11±0,003) g/100g BB dan terendah pada perlakuan P3 (0,09±0,01) g/100g BB. Hasil indeks produksi ayam pedaging berbeda sangat nyata (P<0,01) diperoleh nilai tertinggi pada perlakuan P1 (253,12±13,83) dan terendah pada perlakuan P2 (226,05±12,69), sehingga semakin tinggi nilai indeks produksi maka semakin baik performan ayam pedaging tersebut. Kesimpulan yang didapat bahwa suplementasi tepung jintan hitam dengan level penggunaan 0, 2, 4 dan 6% dalam pakan basal tidak memberikan pengaruh peningkatan terhadap berat organ dalam hati, jantung, gizzard dan limpa. Namun memberikan respon pengaruh yang baik terhadap indeks produksi ayam pedaging. Suplementasi tepung jintan hitam sebaiknya tidak lebih dari 2% dalam pakan ayam pedaging. Hal ini dimaksudkan agar lebih efektif dalam penggunaan pakan.