Daftar Isi:
  • Komunikasi ritual merupakan sarana masyarakat adat untuk memelihara struktur berbentuk upacara suci yang dilakukan satu kelompok. Realitas ini banyak ditemui di nusantara. Salah satunya di Kelurahan Sarangan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Hal ini menarik untuk dikaji, walaupun tradisi Larung Sesaji dipraktikkan dalam satu budaya yang sama, akan tetapi masyarakat memaknai tradisi tersebut secara berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana konstruksi makna Larung Sesaji di masyarakat Kelurahan Sarangan. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi untuk menggali secara mendalam konstruksi makna masyarakat Kelurahan Sarangan terhadap tradisi Larung Sesaji dan melihat individu pada masyarakat setempat dalam konstruksi mereka terhadap tradisi tersebut. Penelitian ini melibatkan 5 (lima) informan yang memiliki keterkaitan aktivitas dan wawasan terhadap objek penelitian, diantaranya adalah tokoh adat masyarakat setempat, petani, serta penjual jasa yang ada di sekitar Telaga Sarangan. Ditemukan bahwa tradisi Larung Sesaji merupakan bentuk komunikasi ritual untuk mempertahankan ciri khas dari masyarakat Kelurahan Sarangan. Makna realitas tradisi Larung Sesaji yang dikonstruksi masyarakat tidak lepas dari pekerjaan yang dimiliki oleh masyrakat sehingga menunjukan adanya 3 (tiga) variasi makna yang dikonstruksi di dalam masyarakat Kelurahan Sarangan, yakni; 1) sebagai tradisi turun-temurun yang mengandung makna supranatural dan makna sosial, 2) sebagai bentuk tolak bala yang mengandung nilai supranatural, 3) sebagai wujud rasa syukur yang mengandung makna sosial. Variasi makna tersebut terbentuk melalui momen dialektis yang berbeda antara generasi tua dengan generasi yang lebih muda.