Evaluasi Efektivitas Produksi Line Dry 6 Pada Sistem Produksi Kontinyu Dengan Menggunakan Overall Line Effectivenesss
Main Author: | Gurning, Cicilia Apriana |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/12273/1/Cicilia%20Apriana%20Gurning.pdf http://repository.ub.ac.id/12273/ |
Daftar Isi:
- PT. Suprama merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan yaitu mie instant dan mie kering. Dimana proses produksinya terbagi kedalam 10 line produksi yaitu line dry 1, line dry 2, line dry 11, line dry 5, line dry 6, line dry 8, line dry 9 dan line dry 10 digunakan untuk memproduksi mie kering serta line instant 1 dan line instant 2 digunakan untuk memproduksi mie instant. Pada line dry 6 terdapat beberapa masalah produksi yaitu tingginya downtime serta target produksi yang tidak terpenuhi pada lini produksi tersebut. Oleh sebab itu diperlukan suatu pengukuran efektivitas pada lini produksi tersebut terkait untuk mengetahui kinerja peralatan produksinya. Metode OLE (Overall Line Effectiveness) digunakan untuk mengukur dan menganalisa tingkat efektivitas dari keseluruhan lini produksi. Setelah diketahui persentase efektivitas lini produksi, maka selanjutnya perlu diidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya losses. Losses adalah segala sesuatu yang menyebabkan rendahnya atau menurunnya efisiensi mesin atau perlatan. Identifikasi losses dilakukan pada enam kategori losses (six big losses) yang berpengaruh pada nilai OLE, kemudian mengidentifikasi bentuk kegagalan pada line dry 6 menggunakan metode Fishbone diagram dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan menentukan komponen prioritas sehingga dapat dirancang usulan rekomendasi perbaikan untuk meningkatkan efektivitas dan mengurangi losses pada line dry 6 PT. Suprama. Hasil penelitian penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai OLE pada tahun 2016 adalah sebesar 64.20% dan losses yang berpengaruh adalah breakdown losses yaitu sebesar 59.91% atau 56707.3 menit serta reduce speed sebesar 28.99% atau 27437.18 menit. Beberapa penyebab losses tersebut antara lain karena pengetahuan operator tentang mesin yang digunakan kurang, kelalaian operator, part mesin yang bermasalah, kurangnya koordinasi antar shift, serta kondisi listrik yang tidak stabil. Rekomendasi perbaikan yang diusulkan adalah memperbaiki dan menambah peralatan untuk meningkatkan performance dari mesin/peralatan, membuat/memperbaharui keterangan informasi yang ditempel pada setiap mesin/peralatan sehingga operator akan lebih mudah memahami spesifikasi peralatan/mesin yang digunakan, pembuatan lembar inspeksi operator untuk memeriksa kondisi mesin produksi disetiap shift, selanjutnya adalah membuat form laporan pekerjaan untuk operator yang harus diisi setiap akhir shift dimana form ini bertujuan untuk membangun komunikasi operator antar shift secara tidak langsung sehingga koordinasi pekerjaan perawatan mesin-mesin produksi dapat berjalan dengan baik serta menambah stabilizer listrik khusus untuk mesin pabrik apabila diperlukan agar tegangan arus listrik pada instalasi listrik tetap normal atau tetap stabil.