Pemaknaan Maskulinitas Pada Iklan Makeup (Studi Reception Analysis Pada Iklan Web Shiseido “High School Girl?-The Secret Of High School Girls”)

Main Author: DyahAyuRomadhoniSyamsiah, Feny
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/122664/1/SKRIPSI_FENY_DYAH_AYU.pdf
http://repository.ub.ac.id/122664/2/JURNAL_SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/122664/
Daftar Isi:
  • Video iklan web yang berjudul “High School Girl? -The Secret of High School Girls” merupakan iklan yang dibuat oleh Shiseido dan hanya ditayangkan di channel youtube resmi mereka. Video ini mendapat banyak perhatian karena dalam videonya menampilkan model laki-laki yang memakai makeup. Hal ini mengundang informan untuk memaknai adanya maskulinitas dalam video iklan tersebut. Maskulinitas dapat dipahami sebagai sebuah aturan dalam praktik sosial dan representasi budaya yang diasosiasikan dengan menjadi sosok laki-laki (Pilcher&Whelehan, 2004). Iklan memiliki peran penting dalam pemasaran produk. periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi atau produk yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media yang bersifat massal (Lee&Johnson, 2011). Dengan metode Reception Analysis peneliti mencoba menggali bagaimana pemaknaan mahasiswa pada iklan web Shiseido “High School Girl? -The Secret of High School Girls”. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam kepada informan yang berasal dari latar belakang, gender dan umur yang berbeda. Peneliti mencari wacana dominan yang terdapat pada iklan web “High School Girl? -The Secret of High School Girls” dengan menghubungi Shiseido selaku pembuat pesan. Hasil yang didapat adalah pihak Shiseido membuat iklan tersebut untuk menyampaikan kesenangan dalam memakai makeup kepada anak muda. Sedangkan hasil yang didapat dari proses wawancara dengan informan menunjukkan bahwa mereka memaknai adanya maskulinitas dalam video iklan tersebut. Selain itu, informan juga memiliki pemaknaan yang berbeda-beda mengenai tokoh dalam video iklan Shiseido. Hal ini menunjukkan informan sebagai audiens aktif yang memiliki kemampuan untuk memaknai teks secara berbeda dengan apa yang diinginkan oleh pembuat teks. Menurut Barker (2003) khalayak adalah pencipta yang aktif, mereka membawa kompetensi budaya dan latar belakang untuk bernegosiasi dengan teks sehingga susunan khalayak yang berbeda akan bekerja dengan pemaknaan yang berbeda pula.