Respon Filipina Atas Persepsi Ancaman China Tahun 2014 Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Dengan Program Studi Hubunga
| Main Author: | Mandasari, Karina |
|---|---|
| Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
| Bahasa: | eng |
| Terbitan: |
, 2016
|
| Subjects: | |
| Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/122597/1/Jurnal_Karina_Mandasari-_Respon_Filipina_atas_Persepsi_Ancaman_China_Tahun_2014.pdf http://repository.ub.ac.id/122597/2/BAB_I_-VI_Karina_Mandasari.pdf http://repository.ub.ac.id/122597/2/Cover%2C_lembar_keabsahan%2C_abstrak%2C_lembar_persembahan%2C_kata_pengantar%2C_daftar_isi.pdf http://repository.ub.ac.id/122597/ |
Daftar Isi:
- Hubungan antara Filipina dan Amerika Serikat memiliki sejarah yang panjang, hubungan keduanya dimulai ketika era perang antara Amerika Serikat dan Spanyol (Spanish-American War),dimana dalam peperangan tersebut Filipina dan Amerika Serikat bekerja sama dalam mengusir Spanyol dari wilayah Filipina. Spanyol sendiri telah menguasai Filipina sejak abad ke-16. Pasca Spanish- American War usai dengan kemenangan berada ditangan Amerika Serikat maka kekuasaan atas Filipina jatuh kepada mereka. Amerika Serikat menguasai Filipina hingga perang dunia kedua usai dan Filipina mendapat kemerdekaan penuh, namun eksistensi Amerika Serikat masih bercokol di Filipina dalam bentuk keberadaan pangkalan militer mereka disana berdasarkan perjanjian antara keduanya. Keingingan untuk merdeka secara penuh dari Amerika Serikat menjadi sebuah dorongan utama rakyat Filipina untuk mengusir pangkalan militer Amerika Serikat ini dan hal ini terwujud pada tahun 1991 dengan berhasil memutus hubungan kerjasama pangkalan militer ini. Namun sebuah anomali terjadi ketika pada tahun 2014 justru kedua negara ini kembali bersepakat tentang pendirian pangkalan militer Amerika Serikat kembali di Filipina. Hal ini merupakan sebuah hal yang menarik penulis untuk meneliti latar belakang mengapa pangkalan Amerika Serikat diijinkan untuk kembali berdiri di Filipina, Balance of Threat akan digunakan penulis dalam melihat lebih dalam anomali yang terjadi ini.