Aplikasi Metode ERT ( Electrical Resistivity Tomography) dalam Memprediksi Bidang Longsor pada Model Lereng dengan Perkuatan Geogrid

Main Author: Wibisono, Gunawan
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/12255/1/Gunawan%20Wibisono.pdf
http://repository.ub.ac.id/12255/
Daftar Isi:
  • Indonesia merupakan negara dengan topografi beragam, Salah satunya adalah daerah perbukitan yang memiliki lereng-lereng yang rawan terhadap longsor. Kenyataanya sudah amat sering terjadi bencana longsor yang dapat merenggut korban jiwa dan juga kerugian secara materiil karena saat ini sudah umum dijumpai penduduk yang bertempat tinggal di daerah yang rawan longsor akibat semakin bertambahnya kepadatan penduduk. Tentunya hal ini seharusnya dapat diantisipasi dengan cara dilakukan terlebih dahulu penyelidikian kondisi dari lereng tersebut agar perkuatan dapat dilakukan maksimal. Salah satu alternatif metode yang bisa dipakai adalah penggunan metode penyelidikan geofisika seperti Geolistrik atau Electrical Resistivity Tomography (ERT). Penerapan metode Geofisika untuk penyelidikan tanah ini memiliki keunggulan dibandingkan metode Geoteknik yang umum dipakai, yaitu durasi waktu pelaksanaan yang lebih singkat serta biaya yang lebih murah (Craig, 2004). Hasil dari aplikasi ERT selanjutnya perlu diverifikasi dengan parameter tanah yang diperoleh dari tes tanah di laboratorium sesuai dengan standard yang berlaku. Penelitian dilakukan dengan tanah residual yang berasal dari gunung banyak sehingga dapat disesuaikan dengan kondisi di kondisi lapangan. Sampel tanah dilakukan pada box berukuran 50 x 50 x 50 cm kemudian dibentuk lereng dengan tinggi sampel 30 cm dan tinggi terendah 12 cm kemudian dilakukan pembebanan dengan dongkrak hidrolik. Dongkrak tersebut memberikan tekanan pada piston yang dipasang pada sebuah frame sebagai seperangkat alat uji beban. Tekanan pada piston kemudian disalurkan ke load cell sebagai alat pembacaan beban dan disalurkan melalui piston bantuan yang pada akhirnya tekanan beban sampai pada lokasi pembebanan sampel lereng. Dilakukan uji pembebanan hingga lereng terjadi longsor kemudian nilai beban ditetapkan sebagai Qu. Setelah menemukan Qu dilakukan uji Geolistrik atau Electrical Resistivity Tomography (ERT) setelah diberi pembebanan sebesar 0Qu, 0.25 Qu, 0,5Qu, 0,75 Qu dan 1Qu pada lintasan yang telah ditentukan. Selanjutnya dilakukan proses yang sama pada sampel dengan geogrid dan dengan simulasi hujan. Setelah dilaksanakan penelitian dihasilkan bahwa pada sampel yang mulai terjadi kelongsoran akan terjadi penurunan nilai resistivitas di bagian permukaan pembacaan akibat tekanan air pori ekses dan kenaikan nilai resistivitas di bagian dasar pembacaan akibat kadar air yang bergerak ke permukaan. Pada sampel lain juga ditemukan pada kedalaman tertentu akan terjadi penurunan nilai resistivitas akibat pada sampel tersebut karena keretakan yang terjadi telah diisi oleh nilai kadar air yang tinggi.