Dinamika Konflik Dalam Perubahan Pengelolaan Dan Distribusi Air Bersih (Studi Kasus Di Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu)

Main Author: Syifa`udin, Achmad
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/122536/1/SKRIPSI_ACHMAD_SYIFA%27UDIN_2016.pdf
http://repository.ub.ac.id/122536/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini membahas tentang dinamika konflik sosial dalam perubahan pengelolaan dan distribusi air bersih yang ada di Desa Sumberbrantas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan proses dinamika konflik sosial yang terjadi setelah adanya perubahan dalam pengelolaan dan distribusi air bersih. Penelitian ini menggunakan teori konflik yang dikemukakan oleh Ralf Dahrendorf yang menyebutkan bahwa Setiap masyarakat memiliki pengalaman dengan konflik sosial di dalamnya. Penelitian ini menggunakan pemetaan konflik dari Amr Abdalla yang tercakup dalam rumusan C.R. SIPABIO. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah observasi, wawancara (open-ended), dan dokumentasi. Pemilihan informan secara purposif, yaitu: satu informan kunci, dua informan utama, satu informan tambahan. Hasil penelitan ini menunjukkan bahwa konflik yang terjadi di Desa Sumberbrantas merupakan konflik struktural. Konflik tersebut dapat dipengaruhi oleh barbagai hal seperti faktor geografis, sejarah, kekuasaan dalam struktur sosial masyarakat. Struktur sosial di sini termasuk sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang ada di desa. Pada masyarakat yang memiliki sumber air bersih berlimpah tidak menutup kemungkinan munculnya masalah yang berhubungan dengan air. Konflik muncul akibat dari adanya kekurangan air bersih yang bermula dari perbedaan sistim pengelolaan dalam distribusi air bersih. Pengelolaan air di Desa Sumberbrantas dilakukan oleh Samikran, yakni lembaga swadaya yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan kebutuhan bersama yang berada di masing-masing dusun. Masing-masing Samikran yang memiliki posisi sejajar menyumbangkan banyak potensi konflik ketika terjadi distribusi otoritas atau sumber daya yang tidak seimbang. Karena itu, dilakukan usaha pengaktifan HIPPAM sebagai lembaga sosial yang memiliki otoritas lebih tinggi dari pada Samikran dusun. Setelah konflik yang terjadi di tahun 2015 kemudian terdapat perubahan dalam aturan tata tertib yang berlaku untuk pelanggan air minum. Konflik yang berkembang dalam masyarakat tersebut membawa perubahan dalam struktur sosial. Samikran, HIPPAM dan aturan tata tertib merupakan unsur-unsur dalam struktur sosial masyarakat Desa Sumberbrantas yang telah terpengaruh dengan adanya konflik sosial.