Daftar Isi:
  • Kawasan Jembatan Merah memiliki karakteristik masyarakat yang unik karena adanya keragaman etnis dalam satu kawasan. Kawasan Jembatan Merah juga merupakan kawasan percikan sejarah Kota Surabaya, sehingga ditemukan banyak bangunan bersejarah. Selain ditetapkan sebagai kawasan kota lama Surabaya, Kawasan Jembatan Merah ditetapkan juga sebagai kawasan perkembangan perdagangan dan jasa. Lingkungan sekitar Jembatan Merah merupakan salah satu pusat aktivitas perdagangan dan jasa yang berkembang dengan pesat, terutama sejak dibangunnya Jembatan Merah Plaza (JMP) yang memberikan multiplier efek pada lingkungan sekitarnya. Perkembangan aktivitas yang cepat bila tidak diimbangi dengan upaya pelestarian dari masyarakat sendiri dapat menggusur keberadaan bangunan dan nilai lingkungan sejarahnya, karena itu peran masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di sekitar kawasan tersebut sangat penting. Tanpa partisipasi masyarakat sejarah Kawasan Jembatan Merah sangat rawan menghilang, partisipasi masyarakat sangat penting untuk menjaga agar upaya pelestarian dan pembangunan fungsi kawasan dapat berjalan dengan seimbang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun tindakan pelestarian di Kawasan Jembatan Merah yang sesuai dengan partisipasi masyarakat. Studi ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan analisis deskriptif, analisis signifikansi budaya, analisis distribusi frekuensi dan analisis crosstabulation. Analisis signifikansi budaya dan analisis deskriptif digunakan untuk menentukan karakteristik lingkungan cagar budaya di Kawasan Jembatan Merah. Analisis distribusi frekuensi dan cross-tabulation digunakan untuk mengidentifikasi tipe, bentuk, dan tingkat partisipasi masyarakat. Kemudian untuk menyusun tipologi pelestarian yang sesuai dengan partisipasi masyarakat menggunakan analisis development berdasarkan dari teori dan hasil analisis sebelumnya. Hasil studi menunjukkan bahwa Kawasan Jembatan Merah memiliki karakteristik kawasan bersejarah yang memenuhi kriteria umur, keaslian, dan nilai sejarah. Kawasan Jembatan Merah berada pada golongan lingkungan cagar budaya II dan III. Berdasarkan hasil analisis signifikansi budaya Kawasan Jembatan Merah memiliki potensi pelestarian tinggi dan sedang dengan tingkat perubahan kecil hingga sedang-besar. Partisipasi masyarakat di Kawasan Jembatan Merah memiliki tipe partisipasi bebas, bentuk partisipasi adalah keterlibatan dalam kegiatan festival dan tingkat partisipasi berada pada tingkat 3 tangga Airstein, yakni pemberian informasi. Berdasarkan karakteristik kawasan pelestarian dan karakteristik pasrtisipasi masyarakat, tindakan pelestarian yang sesuai dapat dibagi menjadi 3 tipologi. Tipologi 1 merupakan lingkungan cagar budaya golongan II yang memiliki tipe partisipasi dipengaruhi. Tipologi ini dapat ditemukan di Kelurahan Krembangan Selatan. Tipologi 2 merupakan lingkungan cagar budaya golongan III yang memiliki tipe partisipasi bebas. Tipologi ini dapat ditemukan di Kelurahan Nyamplungan, dan tipologi 3 merupakan lingkungan cagar budaya golongan II yang memiliki tipe partisipasi bebas dan dapat ditemukan di Kelurahan Bongkaran.