Berpikir Ulang tentang Pers Keindonesiaan (Studi Deskriptif pada Pemikiran Jakob Oetama terkait Pers dan Jurnalisme di Indonesia)
Daftar Isi:
- Jakob Oetama merupakan salah satu wartawan senior Indonesia yang berpengaruh dan masih tetap produktif hingga masa kini di usianya yang sudah menginjak 85 tahun. Melalui perusahaan pers asuhannya yakni Kompas, ia menghadirkan gaya jurnalisme kepiting yang berusaha memahami persoalan secara komprehensif, menyeimbangkan kritik dengan pendekatan-pendekatan solusi dalam menjawab berbagai pokok persoalan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Jakob mampu membawa Kompas melewati berbagai masa sulit sejak transisi era Soekarno ke rezim otoriter Orde Baru hingga era keterbukaan paska Reformasi dan menjadikan Kompas Gramedia sebagai perusahaan pers terkemuka di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih jauh pemikiran-pemikiran dari Jakob Oetama sebagai seorang wartawan sejak menjalankan karirnya sebagai seorang wartawan di majalah Penabur yang dipimpin oleh P.K. Ojong hingga paska Reformasi. Sehingga implikasinya diharapkan dapat memahami pers Indonesia serta menjadi bagian dari usaha untuk memetakan pemikiran tokoh-tokoh pers Indonesia. Penelitian ini menggunakan sociology of knowledge, dan sociology of media, dengan variasi hermeneutika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh pers kelahiran 27 September 1931 ini memunculkan 3 gagasan besar dalam persoalan pers dan jurnalisme. Hal-hal yang menjadi perhatian utama Jakob antara lain mengenai jurnalisme untuk pembangunan bangsa, pengelolaan perusahaan pers, serta digitalisasi media dalam menghadapi perkembangan teknologi komunikasi yang pesat dan menyesuaikan kebutuhan pembaca. Berbagai faktor seperti budaya Jawa, nilai-nilai Katolik, pemahaman seputar Pancasila dan UUD 1945, situasi sosial dan politik pada setiap waktu sejak transisi Orde Lama ke Orde Baru hingga paska reformasi, nilai-nilai yang dimiliki oleh para kolega maupun tokoh bangsa, dan ketertarikannya pada pemikiran-pemikiran besar menjadi hal yang berpengaruh terhadap cara pandang Jakob terhadap pers dan jurnalisme di Indonesia.