Daftar Isi:
  • Terorisme dan media memiliki hubungan yang erat. Pelaku teror mengunakan media sebagai sarana menunjukan eksistensi. Pada lain sisi media mengangap realitas sosial terorisme sebagai komoditi yang menguntungkan. Media massa pada dasarnya memiliki pekerjaan mengkontruksi realitas.Penelitian ini membahas mengenai analisis framing pemberitaan peristiwa teror bom Sarinah di Harian Jawa Pos. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konstruksi pemberitaan peristiwa teror bom Sarinah di harian Jawa Pos Framing media mempengaruhi cara khalayak berpikir tentang isu, bukan hanya dengan membuat aspek masalah lebih menonjol, tapi dengan menerapkan skema penafsiran yang mempengaruhi interpretasi informasi yang masuk metode penelitian ini yang digunakan adalah analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki yang meneliti empat struktur sintaksis, skrip,tematik, dan retoris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan pemberitaan dalam harian Jawa Pos adalah, pertama Jawa Pos mengkonstruksikan pelaku teror Sarinah sebagai kelompok ISIS, kedua Jawa Pos mengkontruksikan polisi sebagai lembaga yang sigap dan cepat dalam melakukan pengungkapan dan pengejaran pelaku yang terkait teror bom Sarinah. Terakhir Jawa Pos mengkontruksikan pemerintah memiliki peran dalam percegahan tindak pidana terorisme dengan mempercepat revisi UU Terorisme