Pengaruh Hubungan Atasan - Bawahan Terhadap Kepuasan Komunikasi (Studi Leader Member Exchange Theory Pada Karyawan Pt. Garam Persero)

Main Author: Dewabrata, Bondan
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/122445/1/skripsi.pdf
http://repository.ub.ac.id/122445/1/JURNAL_SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/122445/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh hubungan atasan – bawahan terhadap kepuasan komunikasi pada karyawan PT Garam Persero dengan menggunakan teori Leader Member Exchange dari Liden & Maslyn, (1998) dan Kepuasan Komunikasi oleh Mueller & Lee (2002). Diawali dengan fenomena Leadership dari sudut pandang komunikasi adalah suatu hubungan yang tidak mengacu pada atasan dan bawahan menurut Fairhust (2014). Hubungan atasan-bawahan ini ditandai dengan tinggi dan rendahnya “Mutual Positive Affect, Loyalty, Contribution, dan Professional Respect” Liden & Maslyn (1998). Dalam proses pengembangan kualitas hubungan atasanbawahan ternyata dapat mempengaruhi outcome organisasi yaitu kepuasan komunikasi Mueller & Lee, (2002). PT. Garam Persero dijadikan objek penelitian karena memiliki tingkatan birokrasi yang rumit dan struktural. Maka dari itu cara kerja perusahaan ini sangat kental dengan feodalisme. Padahal untuk memajukan perusahaan dibutuhkan hubungan komunikasi dan hubungan atasan bawahan yang tinggi dari para karyawan. Peneliti menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data kuesioner. Teknik penarikan sampel menggunakan sampling jenuh dan teknik analisia regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial dan simultan, hubungan atasan- bawahan sangat mempengaruhi kepuasan komunikasi, hal ini diperkuat dengan tingginya nilai kualitas leader member exchange dan nilai kepuasan komunikasi pada karyawan PT Garam Persero. ketika bawahan berada pada high quality leader member exchange, maka bawahan menikmati intensitas pertukaran hubungan dengan atasannya. Adapun variabel dominan dalam penelitian ini adalah contribution sebesar 0,312 sedangkan terendah loyalty 0,217. Contribution menjadi tertinggi dikarenakan ketika karyawan tersebut menyanggupi perintah atasan maka karyawan berharap akan selalu menguntungkan kedua belah pihak guna membangun kepercayaan pada atasannya dalam ranah profesional untuk tujuan perusahaan