Dramaturgi Gay Karnaval Bromo Batic Carnival di dalam Masyarakat (Studi Fenomenologi Kaum Gay dalam Memunculkan Identitas pada Masyarakat Melalui Kegiatan Keseharian dan Kegiatan Karnaval)
Main Author: | Luqmana, Deni |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/122418/1/DENI_LUQMANA_105120100111026.pdf http://repository.ub.ac.id/122418/ |
Daftar Isi:
- Penelitian pada gay di karnaval Bromo Batic Carnival sangat penting untuk dilakukan, sebab masyarakat Indonesia masih menganggap homoseksual adalah penyimpangan seksual yang melanggar agama dan budaya, namun yang terjadi saat ini adalah fenomena pada gay di BBC yang ingin diterima oleh masyarakat luas dengan melakukan penyembunyian identitas asli mereka dan menciptakan identitas sebagai lelaki pada umumnya. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memberikan gambaran serta penjelasan terkait bagaimana gay sebagai anggota BBC di Kabupaten Probolinggo menampilkan front stage mereka yang berbeda pada masyarakat ketika menjalani kegiatan keseharian dan di panggung karnaval. Penelitian ini menggunakan konsep dari Erving Goffman mengenai dramaturgi untuk menganalisa gay dalam menunjukkan identitasnya sebagai lelaki di depan masyarakat untuk menyembunyikan identitas aslinya sebagai gay. Dramaturgi menurut Goffman terbagi menjadi dua hal, yang pertama front stage sebagai tindakan yang dimunculkan pada masyarakat, sedangkan back stage merupakan daerah yang bertolak belakang dari apa yang ditunjukkan pada penonton di front stage. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Fenomenologi merupakan studi tentang pengalaman yang datang dari kesadaran atau cara kita memahami sesuatu dengan secara sadar mengalami sesuatu tersebut. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan rekaman arsip termasuk dengan penggunaan data sekunder. Berdasarkan temuan data dilapangan terdapat tiga bentuk upaya dalam menampilkan sosok diri mereka sebagai lelaki di depan masyarakat melalui pengelolaan kesan. Pertama, Dramatisasi tindakan. Kedua, Sikap dan penampilan. Ketiga, penggunaan bahasa “siban” sebagai bahasa kode yang dilakukan pada sesama gay untuk berkomunikasi secara rahasia