Kualitas Mikrobiologi Dan Sifat Fisik Madu Dengan Nektar Kaliandra Pada Berbagai Lebah Madu Yang Berbeda (Apis Mellifera, Apis Cerana Dan Trigona Sp)

Main Author: Syukrillah, Muhammad Fahmi Aziz
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/12239/1/Muhammad%20Fahmi%20Aziz%20Syukrillah.pdf
http://repository.ub.ac.id/12239/
Daftar Isi:
  • Lebah madu yang berkembang di Indonesia meliputi Apis dorsata, Apis cerana atau Apis indica, Apis mellifera dan Trigona sp serta masih terdapat jenis lebah madu lainnya. Madu dihasilkan dari nektar bunga. Sumber nektar bisa dari satu jenis nektar (monoflora) atau dari beberapa jenis nektar (multiflora). Nektar Calliandra calothyrsus merupakan salah satu sumber nektar bagi lebah madu dan dapat berbunga sepanjang tahun. Madu adalah salah satu bahan yang memiliki sifat higroskopis karena secara alami madu mengandung konsentrasi gula yang tinggi. Tingginya kelembaban udara di Indonesia membuat hasil panen madu memiliki kandungan air yang cukup tinggi. Kandungan air yang cukup tinggi akan memicu terjadinya fermentasi Mikroorganisme mampu membentuk produk baru melalui metabolisme yang dilakukannya sebagai aktivitas tunggal atau merupakan bentuk tumbuh dan aktivitas bersama. Beberapa jenis lebah madu yang mudah ditemukan dan digembalakan, serta produksinya cukup baik ialah lebah madu Apis mellifera, Apis cerana dan Trigona sp Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas mikrobiologi dan sifat fisik pada madu dari lebah madu Apis mellifera, Apis cerana dan Trigona sp. Materi penelitian ini adalah madu dari lebah madu Apis mellifera, Apis cerana dan Trigona sp yang diperoleh dari kawasan kaliandra milik PT Kembang Joyo Sriwijaya Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan jenis lebah madu yang berbeda. Rancangan penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah perbedaan lebah madu (Apis mellifera, Apis cerana dan Trigona sp) dalam menghasilkan madu. Variabel yang di uji adalah Total Plate Count (TPC), total yeast, total Bakteri Asam Laktat (BAL), pH, dan Aw. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam apabila hasil uji menunjukkan adanya perbedaan, maka dilakukan uji lanjutan menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan berbagai lebah madu memberikan perbedaan sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai TPC, total BAL pH, dan Aw madu, serta memberikan perbedaan nyata (P<0,05) tehadap nilai total yeast madu. Rataan hasil analisis ragam dari madu P1 (lebah Apis mellifera), P2 (lebah Apis cerana) dan P3 (lebah Trigona sp) pada nilai TPC beturut-turut adalah 5,76 log cfu/g, 6,65 log cfu/g, dan 7,33 log cfu/g, kemudian diikuti dengan rataan nilai total yeast yaitu 5,67 log cfu/g, 7,20 log cfu/g, dan 6,59 log cfu/g, selanjutnya diikuti dengan rataan nilai total BAL yaitu 2,20 log cfu/g, 3,44 log cfu/g, dan 4,60 log cfu/g. Nilai rataan pH dari madu P1, P2 dan P3 berturut-turut adalah 4,23, 3,29, dan 3,70, diikuti dengan nilai Aw yaitu 0,788, 0,647, 0,827. Disimpulkan bahwa madu yang dihasilkan dari tiga jenis lebah madu dengan nektar kaliandra memberikan pengaruh terhadap nilai TPC, total yeast, total BAL, pH, dan Aw. Madu dari lebah Trigona sp ditinjau dari nilai TPC tertinggi sebesar 7,33 log cfu/g, total BAL 4,60 log cfu/g dan nilai Aw 0,827. Madu dari lebah Apis cerana ditinjau dari nilai total yeast tertinggi 7,20 log cfu/g, dan nilai pH tertinggi sebesar 4,23 terdapat dalam madu lebah Apis mellifera. Madu dari lebah Apis mellifera lebih baik bila ditinjau dari kualitas mikrobiologi dan sifat fisik.