Pendidikan Politik Malang Corruption Watch: Studi Pada Proses Pelaksanaan Dengan Menggunakan Model Permainan Di Kecamatan Sukun Kota Malang

Main Author: Ramadhan, Febbin
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/122374/1/SKRIPSI_FEBBIN_RAMADHAN_125120500111007.pdf
http://repository.ub.ac.id/122374/2/JURNAL_SKRIPSI_FEBBIN_RAMADHAN_125120500111007.pdf
http://repository.ub.ac.id/122374/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini mengangkat tentang pendidikan politik yang dilakukan Malang Corruption Watch (MCW) di masyarakat. Pendidikan politik ini bertujuan sebagai penguat posisi masyarakat untuk memperluas keterlibatan masyarakat dalam mengisi ruang-ruang publik terutama dalam mempengaruhi perumusan kebijakan pemerintah. Proses pendidikan politiknya dengan cara melalui pengorganisasian kelompok masyarakat yang diadakan melalui forum-forum diskusi. Pada perkembangannya, proses pelaksanaan pendidikan politik yang dilakukan MCW masih menemukan masalah, terutama di Kecamatan Sukun, seperti masyarakat kesulitan dalam menyampaikan masalah yang berkembang di lingkunganya dan masih terdapat beberapa warga yang apatis dalam memahami pentingnya pendidikan politik. Untuk mengatasi masalah tersebut, pada proses pendidikan politik selanjutnya, MCW menggunakan model permainan dalam proses pelaksanaan pendidikan politik. Model yang digunakan ada dua yaitu Model Permainan Domino dan Model Permainan Monopoli. Penelitian ini dikaji menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pemilihan informan secara purposive yang disertai oleh triangulasi sumber sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pendidikan politik yang dilakukan MCW dengan menggunakan model permainan, menanamkan nilai-nilai politik kepada masyarakat tentang kebijakan pemerintah serta kinerja birokrasi dalam lembaga pelayanan publik yang kemudian terbagi menjadi tiga aspek, diantaranya pertama aspek kognitif yaitu munculnya pemahaman terhadap materi yang disampaikan. Kedua, aspek afektif yaitu munculnya sikap terhadap lembaga pelayanan publik. Ketiga, aspek psikomotor yaitu bertambahnya pengetahuan tentang lembaga pelayanan publik serta proses penyelesaian masalah di lembaga tersebut.