Study Reception Analysis berdasarkan Gender terhadap Pemaknaan Peran Perempuan dalam Serial Animasi The Legend of Korra”
Main Author: | Rahmani, AjengRizka |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/122373/1/SKRIPSI_AJENG_RIZKA_%28115120201111056%29.pdf http://repository.ub.ac.id/122373/2/JURNAL_AJENG_RIZKA_%28115120201111056%29.pdf http://repository.ub.ac.id/122373/ |
Daftar Isi:
- Serial animasi The Legend of Korra merupakan serial televisi Amerika karya Brian Kornietzko dan Michael Dante Dimartino yang rilis pada 2012 serta merupakan sekuel dari serial animasi Avatar Aang yang sebelumnya pernah ditayangkan oleh stasiun televisi Nickelodeon. Analisis semiotika yang dilakukan peneliti untuk mencari wacana dominan menunjukan bahwa serial animasi The Legend of Korra memiliki dua unsur gender yang sangat menonjol. Unsur gender yang dimaksud yaitu adanya intrik politik berdasarkan dominasi kepemimpinan perempuan dan kebebasan orientasi seksual perempuan. Dua unsur tersebut mengarah pada pandangan feminis radikal- libertarian yang berusaha mengubah sistem partiarkal dengan penghapusan kekuasaan laki- laki di lingkup publik dan privat. Dengan metode reception analysis dan mengacu pada teori feminis radikal- libertarian, peneliti mencoba menggali bagaimana pemaknaan khalayak terhadap serial animasi The Legend of Korra. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan FGD (Focus Group Discussion) kepada dua kelompok diskusi yang dibedakan berdasarkan latar belakang gender, yaitu perempuan dan laki- laki. Hasil dari penelitian ini adalah pengelompokkan kecenderungan informan kedalam Three Hyphothetical Positions yaitu dominant hegemonic positions, negotiated code positions, dan opossitional code positions. Informan laki- laki mayoritas berada pada posisi opossitional code terhadap unsur gender yang berupa dominasi kepemimpinan perempuan dan kebebasan orientasi seksual perempuan, meskipun beberapa diantaranya berada pada posisi dominant hegemonic dan negotiated code di berbagai topik pembahasan. Berbeda dengan informan laki- laki, informan perempuan mayoritas berada pada dominant hegemonic positions terhadap dominasi kepemimpinan perempuan dan berada pada posisi opossitional code terhadap topik kebebasan orientasi seksual, meskipun beberapa diantaranya berada pada posisi negotiated code. Perbedaan pemaknaan antar kelompok laki- laki dan perempuan dan masing-masing individu dilatar belakangi oleh perbedaan gender, latar belakang budaya, dan pengalaman.