Analisis Konflik Perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Republik Demokratik Timor Leste, Studi Kasus Sengketa Lahan Sungai Noel Besi/Citrana

Main Author: Hidayat, LaluMSAuliaSastra
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/122273/1/2._Daftar_Isi_%2B_Abstrak.pdf
http://repository.ub.ac.id/122273/1/1._Cover.pdf
http://repository.ub.ac.id/122273/1/4._Dokumentasi.pdf
http://repository.ub.ac.id/122273/2/3._Isi.pdf
http://repository.ub.ac.id/122273/
Daftar Isi:
  • Permasalahan perbatasan negara menjadi isu lama yang terus – menerus menjadi persoalan. Tidak luput, Indonesia juga menjadi negara dengan persoalan perbatasan yang menjadi pekerjaan rumah yang menumpuk. Luasnya wilayah Indonesia, infratruktur yang tidak terpenuhi dengan baik dan bahkan kehadiran negara yang minim telah menjadi cerita klasik sehari-hari. Tak ayal ada sejumlah wilayah yang masih menjadi perdebatan dengan negara tetangga, hal ini dikenal dengan istilah unresolved segment. Salah satu wilayah unresolved segment adalah wilayah disekitar sungai Noel Besi/Citrana antara Indonesia dengan Timor Leste. Perbedaan pandangan yang terjadi antar kedua negara tersebut, juga terjadi ditataran sosial masyarakat, menyebabkan konflik ini begitu kompleks dan rumit. Kajian ini ditinjau dari teori konflik Ho Won Jeong yang dijabarkan dalam bukunya Understanding Conflict and Conflict Analysis dan Conflict Management and Resolution: An introduction. Kajian ini membagi dua bagian pembahasan yaitu mengindentifikasi konflik yang meliputi aktor, isu, tujuan, strategi, styles, kebutuhan, serta nilai dan mengidentifikasi resolusi konflik berdasarkan keempat langkah resolusi konflik oleh Pemerintah Indonesia serta evaluasinya. Proses pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara,observasi dan studi pustaka. Adapun jenis penelitian ini yakni penelitian kualitatif yang diulas secara deskriptif. Konflik yang terjadi melibatkan berbagai pihak Indonesia diantaranya BNPP, BAK, BIG, Kementrian Luar Negeri, dan Kementrian Pertahanan. Nilai yang dipegang oleh kedua negara yaitu nilai hubungan diplomatis dan juga kedaulatan keduanya. Tujuan yang ingin dicapai oleh kediua negara adalah mendominasi konflik ini namun lebih menekankan dengan tercapainya win-win solutions. Indonesia sendiri menggunakan beberapa styles dalam konflik ini diantaranya adalah akomodasi dan yielding. Sedangkan pihak Indonesia kesulitan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah perbatasan, sedangkan dalam strategi desain resolusi konflik yang ada Indonesia menjalankan beberapa langkah selain menejemen konflik yaitu langkah diplomatis, langkah sosial – budaya, langkah pembangunan kewilayahan, dan langkah teknis. Namun beberapa hal yang tidak mendapat perhatian serius dari Pemerintah Indonesia adalah penelitian potensi penyelesaian konflik dengan meneliti keberadaan taloi dan juga mengukur thalueg.