Dampak Penerapan Permendagri Nomor 22 Tahun 2011 Terhadap Klub Sepakbola di Indonesia (Studi Kasus Pada Klub Sepakbola Persik Kediri)
Main Author: | Dirgayasa, RachmatAnggi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/122214/1/Skripsi_PDF.pdf http://repository.ub.ac.id/122214/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini berawal dari adanya suatu masalah yang terjadi pada persepakbolaan Indonesia. Wajah persepakbolaan Indonesia dipengaruhi oleh kebijakan yang diatur oleh pemerintah. Dalam kurun waktu 10 Tahun terakhir mayoritas klub-klub sepakbola di Indonesia menggunakan alokasi APBD sebagai sumber utama keuangan. Hal ini tentu akan menimbulkan signifikasi negatif bagi sepakbola di Indonesia. Masih banyak bidang lain seperti bidang pertanian, kesehatan, pendidikan yang juga membutuhkan alokasi APBD. Pada akhirnya pemerintah membuat kebijakan baru yaitu Permendagri Nomor 22 Tahun 2011. Peraturan tersebut mewajibkan seluruh klub di Indonesia berlabel profesional dan melarang alokasi APBD terhadap klub. Peraturan tersebut dibuat juga berdasarkan acuan dari FIFA dan AFC yang mewajibkan pengelolaan klub secara profesional. Penelitian ini dilakukan pada klub Persik Kediri yang juga harus mengikuti peraturan baru tersebut. Pada akhirnya nantinya dapat ditemukan gambaran dampak dari kebijakan baru tersebut pada Persik Kediri. Penelitian ini menggunakan teori analisis dampak kebijakan. Selanjutnya menitiberatkan pada 5 dimensi dampak kebijakan menurut Thomas R Dye. Dampak tersebut yaitu, pertama dampak pada masalah publik dan orang yang terlibat. Kedua, dampak pada keadaan atau kelompok diluar sasaran tujuan kebijakan. Ketiga, dampak pada keadaan sekarang dan masa yang akan datang. Keempat, dampak pada biaya langsung yang dikeluarkan untuk membiayai program kebijakan. Kelima, dampak pada biaya tidak langsung yang ditanggung oleh masyarakat akibat adanya kebijakan. Jenis metode penelitian yang digunakan dalam peelitian ini adalah metode kualitatif dengan analisis deskriptif. Metode kualitatif dapat menunjang kajian analisa dan mampu menyuguhkan fakta dan fenomena yang lebih rinci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya kebijakan baru tersebut memperoleh beberapa dampak yang dialami oleh Persik Kediri. Hal yang merupakan dampak utama yaitu ketidaksiapan pengurus Persik dalam menghadapi kebijakan tersebut mengakibatkan Persik vakum dari persepakbolaan nasional. Ketergantungan terhadap APBD menjadi sumber utama pokok permasalahan yang dihadapi Persik. Setelah Persik vakum, pada akhirnya juga berdampak pada pihak pengurus, karier pelatih, pemain, persepakbolaan di Kediri. Selanjutnya juga berdampak pada pihak pedagang atribut di area stadion Brawijaya dan tentunya juga para suporter. Selanjutnya pada akhirnya menemukan solusi pengelolaan Persik Kediri dalam menghadapi kebijakan pemerintah tersebut.