Strategi Bertahan Hidup Bajilo Pasca Ada Peraturan dari Pihak Perusahaan dan Pihak Kepolisian pada Tahun 2011 – Sekarang (Studi Kasus Pelaku Kriminal Bajilo di Wilayah Tanjung Priok Jakarta Utara)
Main Author: | Widayanti, Tri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/122206/1/PDF-TRI_WIDAYANTI.pdf http://repository.ub.ac.id/122206/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini mengkaji tentang strategi bertahan hidup bajilo pasca ada peraturan dari pihak perusahaan dan pihak kepolisian pada tahun 2011 – sekarang dan sekaligus juga untuk menjelaskan latar belakang bajilo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami serta menganalisis bagaimana strategi bertahan hidup yang dilakukan oleh bajilo dan juga ingin mengetahui tentang motif dan sebab-sebab apa saja yang dapat menyebabkan para bajilo bisa menjadi pelaku kriminal. Penelitian ini menggunakan konsep kriminalitas dari Abdulsyani terkait dengan faktor-faktor yang dapat menyebabkan seseorang melakukan perbuatan kriminalitas. Selain itu penelitian ini juga menggunakan teori dari James C. Scott tentang Mekanisme Survival atau Strategi Bertahan Hidup. Strategi bertahan hidup yang dimaksud oleh di Scott di sini seperti melakukan penekanan pengeluaran, alternatif subsistensi, dan jaringan sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengambilan data yang digunakan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pemilihan informan dengan cara purposive sampling, dan di penelitian ini menggunakan informan utama dan informan pendukung. Hasil dari penelitian ini adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan oleh bajilo pasca ada peraturan dari pihak perusahaan dan pihak kepolisian pada tahun 2011 – sekarang yaitu dengan cara melakukan penekanan pengeluaran seperti mengurangi jumlah makan dalam sehari, mengurangi mutu makan, dan menghemat pengeluaran. Lalu alternatif subsistensi yang dilakukan oleh bajilo dengan cara mengamen, markir, nyaplang, orasi, dan berjualan. Sedangkan hasil dari pemanfaatan jaringan sosial yang dilakukan oleh bajilo cukup relasional, bajilo dengan sesama anggota bajilo lainnya saling membantu/saling memberikan hubungan timbal balik. Selain itu ada juga hubungan yang kurang relasional antara bajilo dengan beberapa masyarakat sekitar wilayah Tanjung Priok. Bajilo bersikap cuek kepada masyarakat sekitar, dan masyarakat sekitar juga tidak perduli terhadap bajilo. Selanjutnya motif dan sebab bajilo memilih untuk melakukan tindak kriminalitas karena masalah pendidikan, kemiskinan, pengangguran, dan lingkungan sosial.