Daftar Isi:
  • Penelitian ini berfokus pada perkembangan hubungan antara anak dengan orang tua tiri dalam hal terkait anak pada keluarga yang terjadi setelah pernikahan. Pada dasarnya, penelitian ini dilakukan karena adanya kecenderungan stereotype negatif tentang orang tua tiri yang berujung pada munculnya komunikasi yang tidak terlalu baik antara orang tua tiri dan anak. Melalui paradigma interpretatif, penelitian ini dilakukan terhadap empat orang anak yang mempunyai orang tua tiri. Penelitian ini penting karena mengkaji tentang perkembangan hubungan antara anak dengan orang tua tiri dalam keluarga. Perkembangan hubungan ini melalui proses pendekatan hingga terbangunnya trust (kepercayaan). Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah eskalasi hubungan yang meliputi tahapan – tahapan untuk melihat perkembangan hubungan yang sedang dijalani oleh anak dan orang tua tiri. Melalui wawancara mendalam, ditemukan bahwa terdapat beberapa jenis perkembangan hubungan. Pertama, informan yang mengalami perkenalan secara sukarela dan menerima proses pendekatan yang konsisten, akan turut melakukan proses pendekatan. Kedua, informan yang mengalami perkenalan secara tidak sukarela dan menerima proses pendekatan secara konsisten, tidak akan melakukan pendekatan dengan orang tua tirinya. Ketiga, informan yang mengalami perkenalan secara tidak sukarela dan menerima proses pendekatan secara konsisten dari orang tua tiri, maka ia tidak akan turut melakukan pendekatan. Kemudian dari sisi eskalasi hubungan, terdapat informan yang hanya melalui tahapan pre – interaction awareness sampai exploration, namun terdapat pula informan yang sampai pada tahapan intimacy. Selain itu, ditemukan pula bahwa terbangunnya trust (kepercayaan) dalam hubungan antara anak dengan orang tua tiri terlihat melalui beberapa cara pengambilan keputusan terkait anak dalam keluarga. Dalam hal ini, pengambilan keputusan secara demokratis dilakukan pada keluarga yang di dalamnya terdapat keterbukaan antara anak dan orang tua tirinya sehingga kepercayaan terbangun dalam hubungan tersebut. Sementara itu, pengambilan keputusan secara otoriter dilakukan pada keluarga yang di dalamnya tidak terdapat keterbukaan antara anak dan orang tua tirinya. sehingga tidak terbangun kepercayaan.