Pengaruh Pemberian Enzim Β-Mannanase Pada Pakan Berbasis Tepung Bungkil Kedelai Dengan Level Energi Yang Berbeda Terhadap Kualitas Telur Burung Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica)
Main Author: | Najib, Faisal |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/12216/1/Faisal%20Najib.pdf http://repository.ub.ac.id/12216/ |
Daftar Isi:
- Burung puyuh (Cortunix cortunix japonica) merupakan ternak unggas yang dibudidayakan untuk produksi telur. Didalam usaha peternakan pakan merupakan kebutuhan yang mempengaruhi pertumbuhan dan produktifitas burung puyuh. Bahan pakan utama unggas salah satunya yaitu bungkil kedelai yang mengandung anti nutrisi β-galactomannans yang merupakan Non Starch Polisakarida (NSP) yang dapat mengurangi energi metabolis sampai 3%. Untuk mengatasi efek anti nutrisi tersebut maka perlu ditambahkan enzim β- mannanase untuk memecah β-mannan menjadi mannan oligosakarida dan kemudian menjadi mannan monosakarida sehingga energi pakan dapat dikurangi. Penelitian ini dilaksanakan di peternakan burung puyuh komersil milik Bapak Iskandar di Jalan Sentana RT.01 RW.02 Desa Bunder, Ampeldento, Karangploso, Kabupaten Malang selama 6 minggu. Materi yang digunakan dalam peneltian ini adalah 200 ekor burung puyuh petelur yang berumur 90 hari. Kandang yang digunakan untuk penelitian ini adalah kandang battery. Kandang yang digunakan berjumlah 20 buah berukuran 50 x 50 x 30 cm dimana tiap petak diisi 10 ekor burung puyuh. Perlakuan yang digunakan yaitu P0 (SBM 25% dengan energi 2900 kkal/kg), P1 (SBM 25% dengan energi 2871 kkal/kg), P2 (SBM 25% dengan energi 2842 kkal/kg), P3 (SBM 25% dengan energi 2813 kkal/kg) dan P4 (SBM 25% dengan energi 2784 kkal/kg). Semua pakan perlakuan ditambahkan enzim β-mannanase sejumlah 0,046%. Variabel yang diukur adalah berat telur, indeks telur, berat kerabang, warna kuning telur dan Haugh Unit. Pengujian menggunakan analisis peragam (ANCOVA) dari Rancangan Acak Lengkap (RAL). Apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata (P<0,05) atau berbeda sangat nyata (P<0,01) maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian penambahan enzim β-mannanase dengan level energi pakan yang berbeda menunjukan perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap haugh unit telur akan tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap berat telur, indeks bentuk telur, berat kerabang dan warna kuning telur. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui penggunaan enzim β-mannanase mampu menjaga performa produksi burung puyuh meskipun level energi pakan diturunkan hingga 4% karena tidak adanya penurunan yang signifikan dari masing-masing variabel penelitian sehingga tujuan dari penelitian ini tercapai. Untuk penelitian lanjutan disarankan untuk menguji penggunaan enzim β-mannanase menggunkan pakan sumber protein yang berbeda terhadap proses pembentukan telur burung puyuh.