Manajemen Konflik Interpersonal Dalam Keluarga Pasangan Tunarungu Dan Normal (Studi Kualitatif Deskriptif Pada Pasangan Suami Istri)

Main Author: Wardhani, RatihTriKusuma
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/122121/
Daftar Isi:
  • Pernikahan merupakan sebuah hubungan yang mana di dalamnya terdapat dua individu dengan latar belakang dan kondisi yang berbeda. Sehingga konflik merupakan suatu hal yang pasti dapat terjadi dalam pernikahan. Terlebih oleh pasangan yang memiliki cara komunikasi yang berbeda, yaitu penyandang tunarungu dengan individu normal. Konflik yang terjadi dalam pernikahan haruslah diselesaikan agar tidak berdampak buruk bagi hubungan. Namun komunikasi yang dilakukan oleh tunarungu dengan individu normal tentu berbeda. Karena perbedaan tersebut, tidak jarang menyebabkan kegagalan dalam pemahaman makna, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi proses penyelesaian konflik. Jika pesan yang dimaksud tidak dapat tersampaikan dengan jelas, maka konflik dapat bertambah rumit atau memburuk. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha membahas mengenai bagaimana manajemen konflik yang dilakukan oleh pasangan individu normal dengan tunarungu dalam hubungan pernikahan. Peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk menjelaskan secara terperinci dan mendalam mengenai manajemen konflik. Teori komunikasi interpersonal dan manajemen konflik digunakan untuk menganalisa data. Peneliti mengambil dua pasangan (empat individu) sebagai informan dalam penelitian. Wawancara semitersruktur diterapkan oleh peneliti untuk mendapatkan dapat secara mendalam dari dua pasang informan tersebut. Berdasarkan penelitian ini ditemukan bahwa: 1) konflik yang dialami oleh pasangan normal dengan tunarungu disebabkan karena kesalahpahaman, kecemburuan, dan perbedaan karakter serta presepsi. 2) Ketunarunguan rentan terlibat dalam terjadinya konflik. 3) Pihak pasangan normal cenderung menggunakan gaya avoiding (menghindar) dalam menghadapi konflik, kemudian melanjutkan dengan menggunakan face enchancing strategies untuk penyelesaian konflik, yaitu mengalah dan menjaga emosi. 4) Pihak pasangan tunarungu cenderung lebih aktif dalam menghadapi konflik.