Manifestasi Konflik Dualisme Nahdlatul Wathan dalam Pilkada Serentak Tahun 2015 di Pulau Lombok (Studi Pada Pilkada Serentak Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok Utara)
Main Author: | Utama, BayuSatria |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/122043/ |
Daftar Isi:
- Skripsi ini merupakan hasil penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif analitis dan pendekatan studi kasus. Penelitian yang dilakukan di Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok Utara ini, difokuskan pada konflik dualisme Nahdlatul Wathan yang mempengaruhi Pilkada serentak tahun 2015. Tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui struktur jaringan aktor dan manifestasi konflik kedua kubu Nahdlatul Wathan dalam Pilkada serentak di kedua kabupaten. Penggunaan teori Strukturalisme konflik Lewis A. Coser dan Pemetaan konflik Wehr dan Bartos, menjadi alat analisis pada penelitian ini. Sebagaimana digunakan untuk menggambarkan interaksi antara struktur jaringan aktor (kader/non-kader) Nahdlatul Wathan Pancor dan Nahdlatul Wathan Anjani, yang terlibat aktif mempengaruhi proses pemenangan calon kepala daerah di Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok Utara. Berdasarkan penelitian ini, dapat terlihat bahwa proses konflik di kedua kubu tertuju pada perebutan usaha menempatkan tokoh (kader/non-kader) pada puncak struktur pemerintahan daerah. Selain itu, sumber dari konflik kedua kubu berasal dari ketiadaan hubungan intim yang harmonis di tingkat elit kedua kubu Nahdlatul Wathan. Hal tersebut, berimplikasi dengan terbentuknya penguatan struktur jaringan aktor pada Tim pemenangan kedua kubu yang saling bersaing dengan bentuk konflik realistis. Namun, Konflik yang terjadi di antara kedua kubu pada Pilkada serentak bukan terfokus pada isu inti. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa konflik dualisme Nahdlatul Wathan, termanifestasikan melalui kedua kubu yang berkontestasi pada Pilkada serentak tahun 2015 di kedua kabupaten, sebagai fenomena konflik dengan fungsional positif bagi Nahdlatul Wathan.