Praktik Politik Patronase Dan Klientelisme Partai Demokrat Di Kabupaten Ponorogo Pada Pemilihan Umum Legislatif 2014
Main Author: | Fikri, Haidar |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/122016/ |
Daftar Isi:
- Partai Demokrat kabupaten Ponorogo masih tetap eksis dengan adanya kasus korupsi yang menjerat beberapa aktor politik nasional. Prestasi partai Demokrat di kabupaten Ponorogo merupakan hasil kerja keras yang dilakukan oleh kader partai baik yang duduk di legislatif maupun aktor politik lainya. Kabupaten Ponorogo mendapat perhatian dari banyak partai dan caleg dalam Pileg 2014 , termasuk partai Demokrat. Perhatian ini termasuk usaha caleg yang ditransformasikan lewat pemberian materi patronase dalam bentuk yang beragam, waktu penyaluran yang unik, dan model patronase yang bermacam-macam. Praktik politik patronase penting diteliti karena termasuk salah satu pelanggaran pemilu kususnya pemilu legislatif tahun 2014.Berdasarkan hal di atas, riset ini dilakukan untuk mengetahui praktik politik patronase partai Demokrat di kabupaten Ponorogo pada Pileg 2014. Teori yang diggunakan untuk penelitian tentang praktik patronase dalam riset ini, menggunakan teori patronase dan klientelisme dari James Scott. Sedangkan metode penelitian yang dipakai dalam riset ini adalah metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara, dan dokumentasi atau laporan-laporan.Hasil riset ini menyatakan, praktik patronase di Ponorogo yang dilakukan oleh kandidat partai Demokrat sangat beragam mulai dari penggunaan uang kepada pemilih, pemberian barang public yang menyasar kepada kelompok sosial petani dan kalangan pemuda yang memiliki tingkat emosional yang mudah dipengaruhi, serta pemberian pork barrel berupa pembuatan jalan dan irigasi yang dicairkan melalui BKAD ( Badan Kerjasama Antar Desa ). Tentu dalam pendistribusian patronase ini melalui jaringan klientelisme seperti , tim sukses yang sudah dipersiapkan sejak sebelum pemilu, jaringan kelompok sosial yang dimana memanfaatkan warok sebagai orang yang diangap memiliki sifat bijaksana dan memanfaatkan elite desa. Terahir jaringan mesin politik yang berjalan untuk membantu mendistribusikan patronase sehingga menjadi patronase yang bersifat klientelistik.