Interaksi Dan Budaya Komunikasi Dalam Kedai Kopi Tradisional (Studi Etnografi Pada Dua Kedai Kopi Tradisional Di Kota Malang)

Main Author: Perdana, AdhityaPutra
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/121953/1/KATA_PENGANTAR_SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/121953/2/Skripsi_Adhitya_Putra.pdf
http://repository.ub.ac.id/121953/3/abstract.pdf
http://repository.ub.ac.id/121953/4/Cover.pdf
http://repository.ub.ac.id/121953/5/DAFTAR_ISI.pdf
http://repository.ub.ac.id/121953/
Daftar Isi:
  • Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana interaksi dan budaya komunikasi yang terjadi di kedai kopi tradisional, selain itu penelitian ini juga menjelaskan tentang kebudayaan dan norma yang berlaku di masyarakat yang diwujudkan dengan perbincangan di kedai kopi. Penelitian ini menggunakan metode etnografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara mendalam dan observasi. Penelitian ini dilakukan di dua kedai kopi yang ada di Kota Malang. Data yang digunakan peneliti adalah sesuai dengan fokus penelitian, yaitu proses dimulainya sebuah interaksi yang diwujudkan dengan percakapan, hingga berakhir dan bagaimana corak budaya komunikasi dalam kedai kopi tradisional. Berdasarkan hasil penelitian, interaksi di kedai kopi didasari karena adanya kesamaan dari pelanggannya, yang terbentuk karena memiliki kesukaan yang sama yaitu ngopi. Kemudian Interaksi ini berlanjut menuju kedekatan yang lebih personal hingga mereka bersedia untuk berbagi dalam berbagai hal. Budaya “ngopi” sudah membudaya dan merambah ke beberapa lapisan masyarakat, terutama di era berkembangnya teknologi sekarang kedai kopi menjadi salah satu sarana memenuhi kebutuhan komunikasi manusia yang saat ini semakin jauh dengan lingkungan sekitar. Pada masyarakat tertentu, minum kopi telah menjadi kebiasaan dan kebutuhan. Minum kopi bisa dijadikan sarana atau media untuk mengembalikan fisik yang lelah, selain itu bercengkrama di kedai kopi juga bisa menjadi sarana untuk hiburan dan mengendurkan pikiran yang penat dengan pekerjaan, karena alasan itulah pengunjung kedai kopi rela menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk duduk dan mengobrol sambil menikmati secangkir kopi panas. Kedai kopi juga tempat komunikasi yang efektif untuk berdialog, mengobrol dan berbagi. Selain itu kedai kopi bukan halnya sekedar tempat ngobrol namun juga sebagai tempat bertemunya warga berbagai lintas budaya. Beberapa macam budaya yang terangkum di dalam kedai kopi inilah yang memiliki manfaat positif yaitu kita lebih banyak mengenal masyarakat dan melestarikan komunikasi interpersonal yang mulai luntur diterjang oleh perkembangan jaman.