Daftar Isi:
  • Interaksi merupakan kebutuhan pokok manusia dalam bersosialisasi dengan lingkungan hidupnya. Pada penelitian ini interaksi tidak hanya dilakukan oleh masyarakat normal, tetapi interaksi juga dilakukan oleh para penyandang tunarungu. Mereka melakukan komunikasi dengan cara khusus agar pesan yang terjadi tidak kehilangan maknanya secara utuh. Cara-cara ini dibentuk sesuai pengalaman masing-masing pribadi melalui pendekatan teori penetrasi sosial. Dari awal pertemuan hingga terbentuk kelompok tunarungu kota Malang cara pendekatan berbeda-beda hingga saling menemukan kenyamanan komunikasi pada tujuan saling keterbukaan komunikasi. Melalui proses pendekatan hubungan ini, peneliti ingin melihat cara-cara yang berulang dan selalu digunakan hingga menjadi strategi komunikasi bagi penderita tunarungu. Strategi tersebut dilihat dari interaksi sehari-hari pada anggota tunarungu kota Malang. Karena keterbatasan interaksi maka peneliti melihat pada jenis komunikasi nonverbal, karena secara fungsional kemampuan verbal mereka berkurang jika dibandingkan dengan orang normal. Pada komunikasi nonverbal ini, penyandang tunarungu dapat mencari cara komunikasi yang lebih mudah, yaitu melalui media-media bantu komunkasi. Media tersebut mencul dalam bentuk tulisan, aplikasi gadget seperti chatting, simbol-simbol, bahasa isyarat khusus hingga pantomim. Penggunaan media-media tersebut menjadi bisa dipermudah dengan adanya bantuan teknologi dan faktor kebiasaan masing-masing anggota. Melalui penjelasan deskriptif, peneliti menjelaskan kemampuan dan keunggulan dari tujuan strategi media-media interaksi tersebut dipakai oleh para penyandang tunarungu. Dengan adanya strategi komunikasi tersebut diharapkan dapat membantu kemudahan pemaknaan pesan interaksi dari para penyandang tunarungu.