Motif Jepang Melalui Tokyo International Conference on African Development (TICAD) Dalam Membangun perekonomian Malawi (TICAD IV 2008 – 2013)

Main Author: Wicaksono, AndikaAgung
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/121819/1/Skripsi_Andika_Agung_W.pdf
http://repository.ub.ac.id/121819/
Daftar Isi:
  • Bantuan luar negeri merupakan sebuah aksi dari negara – negara maju untuk memberikan bantuan kepada negara miskin ataupun negara yang memiliki tingkat ekonomi yang kecil (negara miskin) ataupun negara yang sedang mengalami bencana. Malawi merupakan negara yang masuk kedalam negara 10 besar di dunia yang memiliki tingkat ekonomi yang rendah. Di sisi lain, Malawi ternyata memiliki sumber daya alam yang cukup menggiurkan terutama bagi Jepang yakni mineral SDA ini menjadi menarik bagi Jepang didukung pada tahun 2011 di Jepang telah terjadi bencana alam yang merusak pembangkit energi di Jepang dan juga permasalahan perdagangan mineral dunia yang dipegang kendali oleh China. Melalui TICAD, Jepang dapat melakukan penetrasi yang lebih baik karena TICAD merupakan bentuk konferensi yang mengagendakan kebijakan – kebijakan pembangunan bagi negara Afrika termasuk Malawi. Bantuan luar negeri yang diberikan dengan perantara TICAD ini akan menjadi jalan masuk yang mulus bagi Jepang yang juga dapat membantu untuk menjaga hubungan bilateral antara Jepang dan negara – negara Afrika termasuk Malawi bisa dikatakan juga bahwa TICAD juga dapat memudahkan untuk melaksanakan “motif” Jepang ke Malawi.Disini motif kemanusiaan merupakan motif dominan dari pemberian bantuan luar negeri Jepang ke Malawi. Hal ini terlihat dalam beberapa kegiatan ataupun bantuan Jepang yang fokus kepada sektor kemanusiaan seperti program OVOP dan lain sebagainya. Namun di sisi lain ini bisa menjadi salah satu motif yang bertujuan ekonomi dimana Malawi memiliki sektor mineral yang belum tereksplor, dan dengan pemberian bantuan luar negeri ini bisa menjadi jalan bagi Jepang untuk masuk lebih dalam ke Malawi dan mendapatkan sektor mineral Malawi yang menjadi perhatian Jepang.