Daftar Isi:
  • Penarasian realitas merupakan rangkaian-rangkaian fakta yang menampakkan jalinan kronologis peristiwa dan keterhubungan sehingga menjadi masuk akal untuk dimengerti oleh penonton. Studi ini bertujuan untuk mengetahui sutradara dalam merepresentasikan konflik organisasi media dalam film dokumenter. Aspek representasi konflik organisasi media terkait masalah pembebastugasan jurnalis oleh manajemen Metro TV yang berujung konflik panjang di Film Dokumenter berjudul “Di Balik Frekuensi”. Dalam menganalisis representasi konflik peneliti menggunakan struktur naratif Seymour Chatman meliputi Story dan Discourse. Fokus penelitian ini meliputi (narasi, dialog, dan gambar) yang menggambarkan konflik jurnalis dengan manajemen Metro TV serta pada level discourse penelitian ini akan mendeskripsikan kognisi sosial sutradara dengan wawancara. Melalui susunan story langkah pertama akan dilakukan analisis sekuensi untuk menganalisis unsur plot, urutan waktu penceritaan, kernel dan satelit. Hasil penelitian menunjukkan plot melalui sekuen dibuat secara kronologis dan selaras. Waktu penceritaan memenuhi unsur elipsis meliputi flashback, flash foward. Pada level story struktur naratif Chatman disimpulkan bahwa dari representasi konflik film dokumenter “Di Balik Frekuensi” merupakan konstruksi ulang sebuah refleksi realitas yang ingin disampaikan oleh sutradara. Sutradara menekankan makna mengenai gambaran jurnalis yang bekerja dibawah kekuasaan politik media Indonesia. Konflik di jabarkan secara dalam dan terlihat menyudutkan pihak Metro TV. Secara keseluruhan konflik yang tampak dalam film merupakan kontra terhadap dominasi dan tirani pemilik media saat ini.