Pendisiplinan Anak Yang Mengalami Masalah Sosial dan Psikologis. (Studi Kasus Pendisiplinan Melalui Rehabilitasi Pada Pelayanan Sosial Petirahan Anak (PSPA) Batu, Kota Batu
Main Author: | Assidiq, AgengMahendra |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/121778/1/Ageng_Mahendra_A._Pendisiplinan_Anak_Yang_Mengalami_Disfungsi_Sosial_revisi_2..pdf http://repository.ub.ac.id/121778/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini mengkaji tentang relasi kuasa yang terjalin dalam kegiatan rehabilitasi dan tetirah di UPT PSPA Batu. Terkait pada proses normalisasi dan pendisiplinan terhadap anak-anak yang mengalami masalah sosial dan psikologis. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan memahami bagaimana mekanisme kekuasaan beroperasi dalam program rehabilitasi dan tetirah di UPT PSPA Batu. Penelitian ini menggunakan teori relasi kekuasaan dan pengetahuan serta disiplin tubuh oleh Michel Foucault. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian pada bulan Maret sampai Mei tahun 2015. Pertama, reproduksi wacana anak bermasalah sosial dan psikologis di UPT PSPA Batu telah ada saat sosialisasi penjaringan anak di daerah asal. Case Conference melakukan reproduksi ulang dan menegakkan wacana anak yang bermasalah secara sosial dan psikologis dalam empat kriteria. Empat kriteria tersebut diantaranya anak bandel; agresif, pendiam; pemalu, manja; malas, akademik menurun. Reproduksi wacana anak juga ditegakkan oleh tenaga psikologis, berdasarkan tes intelegensia dan konsep good boy morality. Kedua, UPT PSPA Batu adalah lembaga legal formal melaksanakan rehabilitasi dan tetirah pada anak seusia SD, berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 119 Tahun 2008. Ketiga, pendisiplinan anak dilakukan oleh UPT PSPA Batu dengan berbagai cara, diantaranya: rutinitas sehari-hari, bel dan mikropon, penempatan selogan, kegiatan pramuka, metode ganjaran dan hukuman, dan pengawasan. Keempat, hubungan kekuasaan cair, berjejalan dalam setiap relasi yang ada di UPT PSPA Batu. Kelima, hubungan produktif kekuasaan nampak pada penolakan anak terhadap aturan jam tidur. Keenam, tesis Foucault tentang penjara Bentham tidak terbukti, UPT PSPA Batu berdasar sejarah hanya menjadi tempat singgah orang-orang Belanda. Terakhir, berbeda dengan tesis Foucaut dimana pengawasan dioperasikan diskontinyu dan efeknya kontinyu, UPT PSPA Batu menjalankannya secara kontinyu dan ajeg