Komunikasi Interpersonal Dalam Keluarga Sebagai Upaya Pencegah Perilaku Seks Bebas Pada Remaja (Studi Action Research Pada Siswa Sma Di Kota Sidoarjo)
Main Author: | Ardwiandini, Shafira |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 1900
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/121707/1/Pages_from_SKRIPSI_Shafira_1.pdf http://repository.ub.ac.id/121707/ |
Daftar Isi:
- Fenomena perilaku seks bebas di usia remaja saat ini semakin memprihatinkan. Beberapa lembaga melakukan survey dan hasilnya menunjukkan bahwa perilaku seks bebas yang dilakukan oleh remaja mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini membuat diperlukannya pendidikan seks di usia remaja, dimana pendidikan seks ini dapat digunakan sebagai salah satu upaya untuk mencegah perilaku seks bebas tersebut. orang tua memiliki potensi yang sangat besar dalam memberikan pendidikan seks, hal ini karena orang tua adalah orang yang paling dekat dengan anak dan orang yang paling tahu karakter masing-masing anaknya. Namun yang menjadi masalah adalah, orang tua memiliki kesulitan tersendiri dalam menyampaikan pendidikan seks tersebut. Misalnya, orang tua masih terbawa dengan budaya yang tabu untuk membicarakan seputar seks, orang tua tidak memahami dengan benar apa dan bagaimana pendidikan seks, serta orang tua memiliki pendidikan yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pemahaman remaja tentang pendidikan seks serta bagaimana komunikasi interpersonal dalam keluarga menjadi salah satu upaya pencegah perilaku seks bebas di usia remaja. Penelitian ini dilakukan di Kota Sidoarjo, dengan remaja kelas XI SMA dan SMK yang menjadi subjek penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan studi action research dengan model Kurt Lewin. Peneliti berusaha untuk menggabungkan teknik observasi, kuesioner, wawancara serta seminar dengan bekerjasama dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (p2tp2a) Kabupaten Sidoarjo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman remaja akan konsep pendidikan seks terbilang masih kurang. Remaja lebih banyak mendapatkan pengetahuan akan seks dari luar jika dibandingkan dari orang tuanya. Sayangnya, para remaja, baik laki-laki maupun perempuan, tidak sepenuhnya terbuka dengan orang tuanya, hal ini dibuktikan bahwa masih ada beberapa informasi yang memang sengaja untuk tidak dibagikan kepada orang tua, namun dibagikan kepada teman sebaya atau disimpan sendiri. Orang tua dan sekolah memiliki potensi yang cukup besar untuk membentuk karakter anak, namun sayangnya hubungan antara sekolah dan orang tua sangat kurang. Hubungan ini terjalin hanya ketika anak terlibat masalah disekolah.