Konstruksi wacana gerakan perempuan Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Studi Kasus MHTI Malang Raya

Main Author: Alkatiri, Uswanti
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/121622/1/skripsi_Uswanti_105120600111026.pdf
http://repository.ub.ac.id/121622/
Daftar Isi:
  • Analisis wacana dalam penelitan ini mengenai konstruksi wacana gerakan perempuan MHTI Malang Raya. Wacana MHTI Malang Raya menarik untuk dijadikan penelitian dikarenakan MHTI merupakan tipikal organisasi politik yang bertujuan mendirikan negara Islam yaitu ̳khilafah‘. Organisasi muslimah yang aktif membahas dan mengkritik demorkasi, kapitalisme dan upaya mendirikan negara Islam ―khilafah‘‘ adalah sebuah hal yang tidak dapat dijumpai dalam organisasi muslimah lainnya. penelitian ini merumuskan permasalahan tentang bagaimana konstruksi wacana gerakan perempuan MHTI Malang Raya. Adapun Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka dengan berdasarkan pada kerangka analisis teori wacana Norman fairclough. Wacana gerakan perempuan MHTI dianalisis dalam tiga dimensi. Yang pertama adalah analisis teks. Teks-teks wacana terdiri dari wacana ̳konsep ibuisme MHTI‘, wacana eksploitasi perempuan dan terakhir konsep khilafah sebagai solusi tunggal masalah perempuan. Menurut MHTI perempuan diataur sebagai ̳ibu dan pengatur rumah tangga‘. Selain konsep ibuisme, Wacana Eksploitasi perempuan Bagi MHTI, sebuah bentuk perlawanan terhadap sistem kapitalisme. Eksploitasi perempuan diakibatkan oleh sistem demokrasi-kapitalisme, perempuan Islam mengalami dekonstruksi yang bertentangan dengan syariat Islam. solusinya adalah sistem Khilafah. Dalam dimensi praktik kewacanaan MHTI melakukan dakwah fikriyah (pemikiran) dan dakwah siyasiyah ( politik) seperti melakukan pembinaan umum, diskusi publik, interaksi al-Islam, demontrasi, konferensi, silaturahmi tokoh dan thalabun nushroh. Dalam dimensi sosial budaya dianalisis respon wacana MHTI dimana respon atas wacana ibuisme MHTI, wacana eksploitasi perempuan dan khilafah. pada tataran wacana ibuisme dan wacana eksploitasi perempuan tidak mengalami resistensi yang kuat, akan tetapi pada wacana khilafah terdapat kelompok yang menolak ide tersebut seperti kelompok religius nasionalis dan sekuler-nasionalis bahwa tidak penting melakukan formalisasi syariat Islam kedalam tubuh negara, yang terpenting adalah subtansi ajaran agama sudah termuat dalam aturan dasar negara.