Relasi Kuasa Dalam Pencak Silat ( Studi Genealogi Pada Metode Pelatihan Pencak Silat Di Perguruan Tapak Suci Kota Malang)
Main Author: | Rutmawati, Siti |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/121514/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini membahas mengenai relasi kuasa yang bekerja dalam pencak silat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme kerja kuasa dalam pencak silat melalui penerapan metode pelatihan pencak silat dalam perguruan. metode pelatihan pencak silat menjadi kajian penting karena merupakan praktik dari pengetahuan mengenai pencak silat yang berlaku dalam perguruan pencak silat. perguruan pencak silat menjadi penting pula karena merupakan lembaga terkecil tempat dilestarikannya pencak silat yang diwacanakan sebagai bagian dari seni budaya bangsa. Penelitian ini memilih lokasi pada Perguruan Tapak Suci Kota Malang Dengan analisis menggunakan teori dan metode penelitian yang dikemukakan oleh Michel Foucault mengenai relasi kuasa dan pengetahuan. Kuasa dan pengetahuan dipandang saling menyatakan satu sama lain. Relasi kuasa dan pengetahuan melibatkan beberapa konsep penting seperti diskursus (wacana) dan pendisiplinan tubuh. Wacana menyalurkan dan menghasilkan efek kuasa. Dalam masyarakat modern relasi antara kuasa dan pengetahuan berimplikasi pada dan dalam tubuh individu yang berkaitan erat dengan sebuah kontrol sosial. Bentuk kekuasaan tersebut disebut Foucault sebagai kekuasaaan disiplin yang beroperasi melalui mekanisme pendisiplinan tubuh. Berdasarkan pemikiran tersebut, metode penelitian yang digunakan adalah metode genealogi yang melibatkan dua tahapan kerja yaitu tahap kerja arkeologis dan tahap kerja genealogis. Tahap kerja arkeologis digunakan untuk memetakan materi pembentuk wacana (episteme) yang berlaku pada masa-masa tertentu. Selanjutnya adalah menganalisis mekanisme kerja kuasa yang bekerja melalui wacana yang pada praktiknya dioperasikan melalui mekanisme pendisiplinan tubuh. Hasil penelitian menunjukkan relasi kuasa pada metode pelatihan pencak silat terkait dengan dua hal penting, yaitu pewacanaan prestasi olahraga yang muncul pasca kemerdekaan Indonesia, serta struktur diskursif keilmuan perguruan yang dibentuk pada saat perguruan didirikan. Pertemuan kedua hal tersebut memunculkan relasi kuasa yang ada dalam pencak silat saat ini, dimana pencak silat didominasi oleh wacana prestasi olahraga yang pada praktiknya terlihat pada penerapan metode pelatihan pencak silat yang berorientasi pada pertandingan olahraga pencak silat.