Pola Hubungan Pesantren Dan Pedagang(Studi Kasus Pada Pondok Pesantren Darul Ulum Dan Pedagang Di Dusun Pesantren Desa Pesantren Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang)
Main Author: | Wad‟ullah, AchmadRiza |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/121470/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini membahas mengenai bagaimana pola hubungan yang terbangun antara Pondok Pesantren Darul Ulum (PPDU) dan pedagang disekitarnya. Hubungan-hubungan ini didasarkan atas kebutuhan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan oleh pedagang seiring dengan semakin modern dan mandirinyanya Pondok Pesantren Darul Ulum dalam pengelolaan ekonomi dan pembinaan santri sehingga mengancam matapencaharian pedagang disekitarnya. Penelitian berfokus pada pola hubugan yang terbangun antara pedagang dan Pondok Pesantren Darul Ulum serta bagaimana posisi pedagang dalam hubungan yang terbangun. Penelitian ini menggunakan teori James C. Scott tentang patronase. Teori ini digunakan untuk menggambarkan siapa yang menjadi Patron dan siapa yang menjadi Klien serta bagaimana hubungan patronase yang terbangun beserta pola-pola patronase yang terbentuk. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan Studi kasus. Pengambilan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi dan penetapan informan menggunakan metode purposive sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat pola hubungan patronase ekonomi dalam hubungan kerjasama yang dibangun oleh pedagang dan PPDU. Dimana pihak PPDU adalah pihak yang menjadi patron dan pedagang adalah pihak yang menjadi klien. Dalam kerjasama ini pedagang juga menempati posisi yang lebih lemah terbukti dengan kurang bisanya mereka untuk menentukan arah kerjasama serta pembuatan peraturan. Pola patronase yang terbangun dapat dipelihara dengan baik oleh beberapa faktor yang menjamin keberlangsungan patronase ini. Faktor itu adalah faktor kebudayaan yang membuat PPDU semakin kuat posisinya dengan modal kultural dan simbolik dan memberikan legitimasi di bidang agama dalam patronase. Faktor kedua adalah faktor politik yang mengharuskan PPDU berbuat baik kepada pedagang untuk mendulang suara sebagai modal sosial memenangkan pertarungan politik dan di saat yang sama membuat masyarakat semakin setia dan ikatan semakin kuat.