Memahami Peran Komunikasi Formal dan Informal (Grapevine) pada Proses Perubahan Organisasi (Studi Kualitatif Deskriptif pada Unit TIK menjadi Lembaga TIK di Universitas Brawijaya)
Daftar Isi:
- Komunikasi merupakan bagian penting dalam proses interaksi organisasi sebagai “lifeblood of organization”. Kebanyakan organisasi hanya berfokus pada komponen organisasi secara instruksional, sehingga perlu memperhatikan hubungan antar individu di dalamnya. Selain untuk meningkatkan pemahaman sesuai dengan penelitian interpretatif, penelitian ini juga untuk menjelaskan peran komunikasi formal dan informal (grapevine), yaitu gosip dan rumor, yang terjadi pada proses perubahan organisasi yang sedang dihadapi Unit TIK. Tinjauan pustaka dalam penelitian ini meliputi teori mengenai perubahan organisasi dengan sudut pandang intepretatif, konsep sensemaking milik Karl Weick, komunikasi internal organisasi yang terdiri dari komunikasi formal dan informal, serta komunikasi informal yang terbagi atas gosip dan rumor serta peran dari keduanya dalam perubahan. Metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif melalui wawancara semiterstruktur dan observasi. Informan dari penelitian ini adalah pimpinan dan staf yang terlibat langsung dalam perubahan organisasi. Perubahan yang terjadi di Unit TIK, kurang memperhatikan kebutuhan staf akan informasi melalui komunikasi formal. Peran dari komunikasi formal ini untuk mempertukarkan informasi yang terkait dengan tugas dan wewenang, serta memiliki peran sentral sebagai penghubung antara tingkat jabatan pada struktur. Bentuk birokrasi, yang memaksa komunikasi hanya berjalan secara top-down, memperkecil peluang staf untuk dapat menyampaikan feedback langsung. Sehingga komunikasi informal meningkat melalui gosip dan rumor, yang memiliki peran untuk membagi rasa yang sama, mengurangi keraguan dan mengurangi kekecewaan juga berperan dalam proses sensemaking yang terjadi. Tujuan penting dalam pemahaman bahwa komunikasi dipandang dari hubungan antar individu didalamnya adalah dengan keterlibatan mereka secara aktif, menyiapkan staf pada perubahan (readiness of change), sehingga dapat mendorong peran partisipasi mereka sebagai peserta perubahan secara aktif.