Analisis Penerimaan Remaja Perempuan Kota Malang tentang Wacana Gay dalam K-Pop Idol Slash Fan Fiction di Media Sosial

Main Author: Restianti, AnggunEvelia
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/121439/1/SKRIPSI_%28Anggun_Evelia_Restianti_-_0911220053%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/121439/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini berfokus pada penerimaan remaja perempuan di Kota Malang pembaca fan fiction bergenre ̳slash‘ (bertema gay) yang menggunakan tokoh nyata, yaitu K-Pop idol. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan paradigma konstruktivisme, dengan metode Reception Analysis milik Stuart Hall. Penelitian ini penting karena mengkaji bahwa hubungan antara pembuat teks, teks dan khalayak ̳aktif‘ sebagai konsumen teks dan producer of meaning tidak linear. Hal tersebut juga mempengaruhi penerimaan khalayak yang meliputi unsur-unsur opini publik, yaitu kepercayaan (belief), sikap (attitude), dan persepsi (perception) (Abelson dalam Kasali, 2003, h. 20), sehingga dapat membuat penerimaan khalayak akan makna dominan bisa berbeda-beda. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Encoding/Decoding Stuart Hall. Berdasarkan asumsi teori tersebut, Hall membagi penerimaan pembaca menjadi three hypothetical position, yaitu dominant/hegemonic reading, negotiated reading dan oppositional/counter-hegemonic reading. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa remaja perempuan yang mengaku sebagai penggemar K-Pop, menerima dan memaknai wacana gay dalam K-Pop idol slash fan fiction secara beragam sesuai dengan three hypothetical position tersebut. Hal ini menunjukkan sekaligus membuktikan bahwa khalayak/audiens tidaklah pasif. Keaktifan khalayak/audiens tersebut mempengaruhi proses komunikasi dan kesepahaman makna yang terjadi antara produsen dan konsumen pesan. Faktor tekstual dan kegemaran audiens terhadap bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi pemaknaan dari pembaca saat proses encoding/decoding berlangsung. Faktor psikologis digabung dengan faktor kontekstual, seperti tingkat pendidikan, agama, budaya, lingkungan pergaulan, lingkungan keluarga, serta tingginya tingkat konsumsi media juga memiliki pengaruh besar terhadap pemaknaan audiens.