Makam Cina Dalam Kontestasi Etnis Tionghoa dan Jawa (Studi Kasus Kontestasi Pemanfaatan Makam Cina Bagi Warga Etnis Tionghoa dan Jawa di Desa Sendangrejo Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban

Main Author: Kerti, SariKisma
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/121398/1/Sari_Kisma_Kerti_S.sos.pdf
http://repository.ub.ac.id/121398/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilatarbelakangi oleh area makam Cina di Desa Sendangrejo yang dimanfaatkan oleh dua etnis, yaitu etnis Jawa dan etnis Tionghoa. Setiap etnis memiliki perbedaan dalam memahami makam Cina. Etnis Tionghoa memahami makam sebagai tempat sakral. Tetapi bagi etnis Jawa makam Cina telah dialihfungsikan sebagai wilayah ekonomis, seperti membangun rumah dan tempat prostitusi. Karena pergeseran pemanfaatan area makam oleh etnis Jawa, makam Cina kemudian menjadi arena kontestasi bagi kedua etnis tersebut. Oleh karenanya, rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: 1) bagaimana pemahaman etnis Tionghoa dan etnis Jawa tentang makam Cina di Desa Sendangrejo, dan 2) bagaimana kontestasi pemanfaatan makam Cina oleh etnis Jawa dan etnis Tionghoa. Analisis dalam penelitian ini menggunakan teori praktik sosial oleh Pierre Bourdieu yang menjelaskan tentang habitus, modal dan ranah. Ranah dalam penelitian ini adalah makam Cina. Etnis Jawa dan entis Tionghoa memiliki habitus dan modal yang berbeda sehingga menciptakan praktik sosial yang berbeda pula dalam ranah makam Cina. Makam Cina menjadi wilayah pertarungan dua etnis. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan teknik purposive untuk menentukan informan. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa praktik sosial yang dilakukan etnis Jawa disebabkan oleh adanya kebijakan yang dibuat oleh pemerintah desa, sehingga menciptakan pergeseran dalam pemahaman dan tindakan mereka. Sedangkan etnis Tionghoa sebagai kelompok yang tetap memegang tradisi dan kepercayaan masih menganggap tanah makam Cina adalah wilayah sakral. Sehingga praktik sosial yang dilakukan etnis Jawa maupun etnis Tionghoa adalah untuk menjaga eksistensi tiap etnis dalam ranah makam dengan memanfaatkan modal-modal yang dimiliki yaitu modal sosial, budaya, ekonomi dan simbolik.