Kajian Fenomenologi Nyabis Di Masyarakat Nelayan Desa Kedungrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi

Main Author: Fausi, Mohamad
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/121354/1/Skripsi_Mohamad_Fausi_105120100111038.pdf
http://repository.ub.ac.id/121354/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini membahas tentang fenomena nyabis, yakni kegiatan mengunjungi ulama maupun dukun yang dilakukan oleh nelayan tangkap di Desa Kedungrejo. Nelayan tangkap melakukan nyabis untuk keperluan-keperluan yang berkaitan dengan aktivitas kenelayanannya seperti keselamatan dan perolehan rejeki. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami dan menjelaskan bagaimana proses konstruksi nyabis yang yang berlangsung pada nelayan tangkap Penelitian ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh Peter Ludwig Berger dan Thomas Luckman mengenai konstruksi sosial untuk menganalisis fenomena nyabis. Menurut Berger dan Luckman, proses konstruksi terbentuk melalui dialektika eksternalisasi, obyektivasi, dan internalisasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif-interpretatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipan, wawancara terbuka, dan dokumentasi, dengan enam informan utama dan empat informan pendukung. Berdasarkan temuan di lapangan menunjukkan bahwa nyabis yang ada di kalangan nelayan Desa Kedungrejo adalah hasil konstruksi sosial melalui proses obyektivasi, dimana terjadi pelembagaan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan nyabis. Munculnya kesadaran mengenai sosok ulama, perahu, dan laut yang kemudian memunculkan tindakan nyabis yang termanifestasi ke dalam berbagai kegiatan slametan, mengawinkan perahu, nudus, dan memasangi jimat yang dapat ditipifikasikan oleh nelayan lainnya. Proses internalisasi yang dialami oleh nelayan terjadi di wilayah tempat tinggal dimana orang tua, kyai, dan tetangga menjadi agennya. Sedangkan di wilayah tempat kerja, elit nelayan seperti pemilik perahu dan juraghan menjadi agennya. Selanjutnya terjadi proses eksternalisasi sebagai hasil dari internalisasi yang dialami oleh masing-masing nelayan. Bentuk eksternalisasi yang dilakukan oleh nelayan adalah melakukan nyabis dengan mendatangi ulama dengan tujuan mencari barokah atau dengan mendatangi dukun atau paranormal dengan tujuan mendapatkan rejeki.