Evaluasi 100 Hari Program Pemerintahan M. Anton-Sutiaji Analisis Framing Evaluasi 100 Hari Program Pemerintahan H M. Anton- Sutiaji di Malang Post dan Radar Malang Desember 2013
Main Author: | Pamungkas, TommyYuda |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/121180/1/Evaluasi_100_Hari_Pemerintahan_M._Anton-Sutiaji.pdf http://repository.ub.ac.id/121180/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini mengangkat masalah 100 hari Pemerintahan H M. Anton- Sutiaji yang diberitakan oleh harian Malang Post dan Radar Malang di bulan Desember 2013. Masalah tersebut penting untuk diangkat, sebab program 100 hari merupakan janji pemerintah yang kelak ketika tepat 100 hari akan dievaluasi oleh rakyat apakah janji tersebut berhasil terpenuhi atau tidak. Melihat pentingnya hal tersebut, media masa pun memberikatakan evaluasi pemerintahannya tidak terkecuali Radar Malang dan Malang Post. Malang Post dan Radar Malang dipilih oleh peneliti sebagai media yang dianalisis karena memiliki beberapa karakteristik yang hampir sama. Kedua media tersebut sama-sama fokus untuk memberitakan tentang pemberitaan lokal di Malang diantaranya mengenai politik, sosial, dan ekonomi lokal. Dalam penelitian ini penulis memilih dua edisi dari harian Radar Malang dan Malang Post , yakni pada edisi 21-22 Desember 2013 pada harian Radar Malang dan edisi 29-30 Desember 2013 pada harian Malang Post. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana pembingkaian peristiwa yang dilakukan oleh Malang Post dan Radar Malang terkait Evaluasi 100 Hari Pemerintahan M. Anton-Sutiaji. Untuk menganalisis pembingkaian berita Radar Malang dan Malang Post, penulis menggunakan metode framing oleh Robert N. Entman. Dalam model framing ini, pembingkaian berita dianalisis menggunakan empat langkah. Yakni mendefiniskan masalah, memperkirakan penyebab masalah, membuat pilihan moral, dan menekankan penyelesaian. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa framing pemberitaan Radar Malang lebih menggiring opini publik untuk pesimis terhadap kinerja dan hasil yang diraih pemerintahan yang baru. Sedangkan framing pemberitaan Malang Post menggiring opini publik untuk memberikan apresiasi pada kinerja 100 hari pemerintahan AJI serta menunggu perubahan dan perkembangan kebijakan untuk menuju Kota Malang yang lebih baik lagi. Meski isu berita yang diangkat kedua media tersebut sama, yakni 100 hari kepemimpinan M. Anton-Sutiaji di Kota Malang, namun pembingkaian mengenai evaluasi 100 hari dapat digambarkan berbeda dalam berita yang ditulis oleh Radar Malang dan Malang Post.