Trend Perawatan Kecantikan Perempuan (Studi Fenomenologi Pemaknaan Kecantikan Pada Konsumen Perempuan di Klinik Kecantikan Natasha Skin Care Kota Madiun

Main Author: Kartikasari, DidinDwi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/121166/1/SKRIPSI_DIDIN_0811213038.pdf
http://repository.ub.ac.id/121166/
Daftar Isi:
  • Kecantikan dan perempuan merupakan dua hal yang saling berkaitan. Munculnya konstruksi bahwa cantik itu memiliki wajah putih, bersih, dan bebas jerawat menjadi pendorong bagi klinik-klinik kecantikan untuk memberikan jasa atau layanan kecantikan. Perempuan rela menghabiskan waktu, uang, dan tenaga untuk melakukan perawatan wajah demi sebuah kecantikan. Sehingga klinik kecantikan semakin menjamur di Indonesia, salah satunya adalah klinik Natasha Skin Care di Kota Madiun. Hasrat perempuan untuk mendapatkan kecantikan inilah yang kemudian menjadi suatu kajian penting dalam dunia akademis. Oleh karena peneliti mengangkat tema kecantikan yaitu tentang makna cantik bagi konsumen perempuan di Natasha Skin Care Madiun. Penelitian menggunakan teori Barbie Culture yang diusung oleh Rogers dimana kecantikan perempuan disimbolkan oleh boneka Barbie dan kehidupannya dalam film Barbie. Bahwa kecantikan diidentifikasi dengan sosok Barbie sehingga orang yang cantik di mata umum adalah yang paling mirip dengan Barbie. Perempuan cantik harus berkulit putih, bermata biru dan bertubuh langsing. Dia akan melakukan perawatan untuk mempercantik wajah dan penampilannya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Jasa perawatan kecantikan yang dulu merupakan konsumsi sekunder bahkan tersier, saat ini menjadi kebutuhan primer bagi sebagian perempuan. Dalam penelitian ini menunjukkan dua poin penting tentang makna kecantikan bagi konsumen perempuan di Natasha Skin Care Madiun. Pertama kecantikan sebagai kepercayaan diri. Sebagai kepercayaan diri, perempuan membutuhkan sebuah pengakuan atas kecantikannya. Sehingga ketika perempuan mendapat pujian atas kecantikannya, dia akan merasa lebih percaya diri untuk bergabung di lingkungan masyarakat. Kedua sebagai penunjang karir, perempuan meyakini bahwa dengan memiliki kecantikan, dapat memudahkan perempuan untuk eksistensi diri dalam karir. Selain itu, menjadi salah satu upaya perempuan untuk mendapatkan pekerjaan dan meningkatkan jabatan.