Daftar Isi:
  • Sejak dipisahkan dari ABRI pada tahun 1999, TNI sering terlibat konflik dengan Polri dan masyarakat sipil. Salah satu konflik yang melibatkan TNI adalah penyerangan lapas Cebongan. Peristiwa ini memiliki nilai berita yang tinggi sehingga menjadi berita utama di media massa. Media massa pada dasarnya memiliki pekerjaan mengkontruksi realitas. Penelitian ini membahas mengenai analisis framing pemberitaan penyerangan Lapas Cebongan di Harian Jawa Pos. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konstruksi pemberitaan peristiwa penyerangan Lapas Cebongan di harian Jawa Pos A nalisis framing dapat dijelaskan sebagai cara untuk mengetahui bagaimana peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja dibingkai oleh media, dengan cara dan teknik apa peristiwa ditekankan dan ditonjolkan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki yang meneliti keempat struktur Sintaksis, Skrip, Tematik, dan Retoris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan pemberitaan dalam harian Jawa Pos adalah, pertama Jawa Pos mengkonstruksikan Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas terjadinya penyerangan lapas Cebongan. Jawa Pos juga mengkonstruksikan kepolisian menyembuyikan informasi dan lamban dalam menginvestigasi kasus ini. Kedua, Jawa Pos mengkonstruksikan TNI dan Kopassus dengan kesan yang positif meskipun telah diduga dan terbukti melakukan serangan ke lapas Cebongan. Hal itu terlihat dari Jawa Pos meminimalisir tuduhan tersebut dengan cara tidak menampilkan secara eksplist dan detail serta melakukan strategi pemilihan narasumber, kata, dan kalimat yang bersifat pro TNI. Ketiga, pemberitaan penyerangan lapas Cebongan menunjukkan bahwa isu ini di priming -kan oleh Jawa Pos. Hal itu terlihat dari cara Jawa Pos menampilkan isu ini kepada masyarakat secara berulang. Keempat, Jawa Pos memiliki kecenderungan pola pemberitaan menampilkan dimensi konflik Cebongan di awal peristiwa secara intensif, kemudian secara perlahan menenggelamkan dimensi konflik, serta memberikan resolusi bagi penyelesaian masalah dalam kasus ini.