Identitas Budaya pada Mahasiswa Suku Banjar di Kota Malang (Studi Komunikasi Antarbudaya pada Mahasiswa suku Banjar di Kota Malang)

Main Author: Sahamitta, Sandrya
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/121009/1/051401139.pdf
http://repository.ub.ac.id/121009/
Daftar Isi:
  • Mahasiswa suku Banjar yang merantau di kota Malang saat berkomunikasi mereka akan melakukan komunikasi antarbudaya. Ketertarikan penelitian ini didasari pada fenomena para mahasiswa suku Banjar saat di kota Malang mempertahankan identitas budayanya dan cara mereka berinteraksi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui identitas budaya yang terjadi pada mahasiswa suku Banjar asal Kalimantan Selatan di kota Malang. Penelitian ini menggunakan metode penelitan kualitatif dengan tataran analisis deskriptif. Penggunaan analisis deskriftif dikarena dalam konteks ini peneliti berusaha mendeskripsikan bagaimana sebuah fenomena atau kenyataan sosial mengenai bagaimana para informan mempertahankan keaslian identitas budayanya dan menjalin hubungan baik dengan orang lain yang berbeda suku yang mana dikendalakan pula oleh perbedaan budaya. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa identitas budaya yang masih dipertahankan oleh informan misalnya bahasa (kosakata daerah dan logat) dan artefak (kain sasirangan), makanan khas banjar serta acara keagamaan. Dimana kebiasaan dari karakteristik kelompok anggota suku Banjar tersebut masih tetap terus dijalankan saat tinggal di kota Malang. Komunikasi verbal dan non verbal yang membedakan sutu kelompok dari kelompok lainnya. Komunikasi verbal yang ada yaitu melalui bahasa yang digunakan dan komunikasi non verbal melalui sesuatu yang terlihat benda-benda yang mempengaruhi interkasi yang terjadi. Keefektivitasan komunikasi antarbudaya yang terjalin oleh para mahasiswa perantau ini adalah dengan cara mereka menghormati orang-orang dilingkungan baru tersebut, memilki rasa empati, kejujuran serta mau menerima budaya di lingkungan baru ini. Dalam penelitian ini didapatkan pula tidak adanya proses asimilasi budaya dikarenakan proses pembauran budaya tidak begitu lama dan para Mahasiswa masih tetap tinggal bersama kelompok mereka namun para perantau masih mengalami proses akulturasi.