Daftar Isi:
  • Pertumbuhan penduduk dan migrasi desa-kota yang terus meningkat merupakan penyebab utama terciptanya pemukiman kumuh. Pertumbuhan sektor perekonomian pada sebuah kota memicu timbulnya arus urbanisasi yang akhirnya menimbulkan permasalahan pada sektor perumahan dan pemukiman. Berbagai faktor tentunya yang mendasari mereka melakukan perpindahan. Seperti halnya yang terjadi di komunitas pemulung Kalisari. Wilayahnya ada di bantaran sungai menjadikan permasalahan tersendiri. Perilaku yang kurang sehat, adanya kumpulan sampah hasil memulung di lingkungan dan banjir yang terkadang mendekati permukiman memperparah keadaan yang ada. Sungai menjadi tempat untuk mandi cuci, buang air besar juga pembuangan sampak domestik dari rumah tangga. Pola tatanan rumah warga permukiman yang tidak teratur dan jenis bangunan non permanen digunakan sebagi tempat tinggal. Ironisnya walaupun dengan kondisi yang sedemikian rupa warga permukiman masih tetap bertahan dan tinggal di permukiman. Hal ini karena adanya serangkaian kegiatan dalam mengolah dan menciptakan hubungan timbal balik dengan lingkungan tempat tinggal. Dengan adanya hal itu, menyebabkan juga terjadinya perubahan-perubahan tata ruang pada lingkungannya. Maka perlu adanya penangan secara komprehenshif terhadap kehidupan komunitas pemulung Kalisari yang bertempat tinggal di kawasan bantaran sungai Kalisari. Kawasan ini merupakan daerah rawan bencana terutama bencana ekologis. Tujuan dalam penelitian ini yang pertama, memberikan gambaran dan menganalisis pola tatanan lingkungan hidup komunitas pemulung Kalisari dan menganalisis perubahan-perubahan dalam tata ruang yang berdampak terhadap komunitas pemulung di bantaran sungai Kalisari. Konsep push and pull teori menjelaskan tentang faktor yang mendorong dan juga menarik para migran dalam melakukan suatu perpindahan, digambarkan dalam faktor positif (+), faktor negatif (-), atau faktor netral (0). Teori sistem terbuka menjelaskan tentang hubungan timbal balik antara dua komponen lingkungan Ekosistem dengan Sistem Sosial, dan dalam proses hubungan timbal baliknya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus yaitu intrinsic case study dengan memfokuskan pada lingkungan hidup dan perubahan tata ruang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam melakukan mobilitas faktor penarik adalah harapan dengan hidup di komunitas ini dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Sedangkan faktor pendorongnya antara lain kesempatan kerja yang terbatas jumlah dan jenisnya, sarana dan prasarana pendidikan yang kurang memadai, fasilitas perumahan dan kondisi lingkungan yang kurang baik. Motif utama yang mendorong perilaku mobilitas adalah motif ekonomi. Warga menciptakan kebersamaan dan kebutuhan bersama menjaga lingkungan, melalui pengorganisasian sistem sosial, pengetahuan yang dimilikinya. Sebagai sebuah sistem terbuka, permukiman komunitas pemulung Kalisari menerima input dari dan mengeluarkan output melalui energi, materi dan informasi ke subsistem sosial dan ekologi lainnya. Perubahan tata ruang di permukiman Kalisari terjadi secara bertahap, ditandai dengan adaya perubahan pola perilaku dalam mengelola sampah, perubahan tata perumahan warga yang dulunya saling berhimpitan dan padat sekarang telah ditata dan antar rumah sudah di beri jarak yang sesuai dan bangunannya sudah banyak yang menggunakan bangunan semi permanen. Selain hal itu juga ditunjukan dengan ada atau tidaknya kerusakan tanah, peralihan fungsi sungai, kualitas air yang menurun, dan limbah rumah tangga.