Analisa Kebijakan Luar Negeri Indonesia pada Indonesia-Australia Forest Carbon Partnership (IAFCP) Tahun 2006-2008
Daftar Isi:
- Pemanasan global dan kerusakan hutan Indonesia akibat deforestasi memaksa Indonesia untuk melakukan pengurangan emisi GRK sebesar 26% secara sukarela dan 41% dengan bantuan negara lain pada tahun 2020. Hal tersebut merupakan national interest yang harus dicapai di bawah kerangka kerja REDD+. Upaya yang dilakukan Indonesia adalah melakukan kerjasama bilateral maupun multilateral sebagai bentuk kebijakan luar negeri. Hal tersebut menjadi kesempatan bagi Australia untuk menawarkan program Indonesia-Australia Forest Carbon Partnership (IAFCP) pada tahun 2007. Analisa pertimbangan kebijakan luar negeri Indonesia pada IAFCP, penulis menggunakan teori pengambilan kebijakan luar negeri Rational Choice dari Graham T. Allison. Terdapat empat komponen penting, yaitu, pertama, goals yang harus dicapai oleh Indonesia sebagai kepentingan nasional berupa pengurangan angka emisi GRK. Kedua, alternatives atau beberapa pilihan rasional pada tahun 2006-2008 untuk mendukung kebijakan luar negeri Indonesia yaitu mekanisme foreign aid berupa Demonstration Activities (DA), technical assistant, dan pinjaman lunak, serta hibah. Pilihan lain adalah penawaran kerjasama dari Australia berupa IAFCP dan Norwegia melalui Norwegia-Indonesia REDD+ Partnership. Ketiga, berdasarkan alternatives tersebut diroyeksikan keuntungan dan kerugian yang akan diperoleh Indonesia berdasarkan indikator dari bidang politik, ekonomi, sosial, dan lingkungan yang membentuk sustainable forest development. Terakhir, adalah choice, keputusan yang dipertimbangkan berdasarkan keuntungan dan kerugian serta kebutuhan yang paling prioritas.