Implementasi Proses Pemberdayaan Terhadap Pelaku Usaha Batik Tulis Gedog (Studi Kasus Antara Pelaku Usaha Dan Pemerintah Daerah Dalam Usaha Batik Tulis Gedog, Di Desa Margorejo, Kecamatan Kerek, Kab
Main Author: | Arista, ZennyDian |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/120930/1/051400819.pdf http://repository.ub.ac.id/120930/ |
Daftar Isi:
- Batik tulis merupakan salah satu produk khas di Kabupaten Tuban yang dilakukan oleh pelaku usaha skala UKM (usaha kecil dan menengah). Penelitian ini mengkaji tentang upaya pemberdayaan yang dilakukan oleh pemkab Tuban. Relasinya adalah proses pertukaran yang terjadi dengan pelaku usaha batik tulis gedog. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana proses pemberdayaan yang dilakukan pemerintah daerah Kabupaten Tuban dan bagaimana pola pertukaran sosial yang terjadi antara pengrajin, pengusaha dan pemerintah daerah dalam usaha batik tulis gedog. Penelitian ini menggunakan teori pertukaran Peter M Blau dan konsep pemberdayaan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Menekankan pada metode wawancara mendalam dalam menghimpun data, sedangkan penentuan informan dilakukan dengan purposif sampling sesuai dengan tujuan peneliti. Dari hasil penelitian memaparkan, Pertama, proses pemberdayaan yang dijalankan pemerintah daerah belum berjalan efektif, hal itu disebabkan pelaku usaha tidak diberikan otoritas dengan diberikan kepercayaan peminjaman modal, tidak diberikan kesempatan atau peluang untuk menikmati teknologi yang dapat dimanfaatkan guna melakukan proses pemasaran, tidak adanya dukungan dari pemerintah dalam mengembangkan usaha, justru kegiatan pameran yang diadakan hanya digunakan untuk kepentingan pribadi, serta hubungan pertukaran yang terjadi dalam interaksi mikro struktur dan makro struktur terhadap kegiatan usaha batik tulis gedog belum maksimal. Kedua, pada tataran mikro dalam diri pengrajin dan pengusaha seperti ketertarikan, kebersamaan, kesenangan dan kebahagiaan yang dialami ketika menjalin hubungan kerjasama dan mencapai tujuan bersama. Walaupun hubungan mereka terkadang kurang harmonis disebabkan pengusaha tidak memperhatikan upah tambahan jam kerja. Dilevel makro pemerintah mempunyai kekuasaan yang menjadi pemegang kebijakan dalam memberikan suatu kegiatannya untuk para pengusaha dan pengrajin batik tulis gedog. Dalam hal ini pemerintah memiliki kebijakan-kebijakan yang diberlakukan terhadap kepentingan pengusaha dan pengrajin yang menjadi wewenangnya, tetapi pada kenyataannya pemerintah kurang menerapkan program kebijakannya. Disisi lain pemerintah hanya mengutamakan kepentingan orang dalam saja. Walaupun program yang dijalankan pemerintah kurang efektif bagi pengusaha dikarenakan kurang adil karena pihak orang dalam hanya memetingkan kepentingan sendiri. Penerimaan sosial pengusaha tetap menghargai terhadap pimpinan ini dikarenakan pemerintah sebagai pimpinan.