Budaya Fangirling Boyband Korea di Media Sosial Twitter Studi Etnografi Virtual pada Cyberfandom Boyband EXO di Media Sosial Twitter

Main Author: Yulistiana, Farida
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/120872/1/SKRIPSI_.pdf
http://repository.ub.ac.id/120872/
Daftar Isi:
  • Musik pop Korea atau Korean Pop (K-Pop) merupakan salah satu produk industri budaya Korea yang berhasil diterima dan dikonsumsi oleh masyarakat dunia.Produknya yang paling terkenaladalahboyband dan girlbandKorea yangdisebarkan dengan memanfaatkan new mediasehinggamelahirkan para penggemar di dunia virtual.EXO merupakan salah satu boybandKorea yang memiliki banyak penggemar fanatik di dunia virtual (cyberfandom).Para penggemar perempuan (fangirl) boyband EXO dari seluruh duniakemudian menciptakan budaya fangirling di salah satu media sosial, yaitu Twitter. Budaya fangirling tersebut tercermin dari aktivitas interaksi dan produksi pesan yang mereka tampilkan di Twitter. Penelitian ini melihat bagaimanapenggemaryang berasaldarinegara yang berbeda-beda, menggunakan Twitter untuk menciptakannilai-nilai virtual melaluibudayafangirling yang meliputiekspresi yang mereka ungkapkan dan interaksiyang terjalin dengan sesama penggemar. Metode penelitian yang digunakan adalah etnografi virtual. Konsep dasar yang digunakan adalah computer mediated communication (CMC) yang menjelaskan bagaimana interaksi manusia melalui teknologi komputer dan saling berkaitan dalam proses membentuk media untuk tujuan yang beraneka ragam. Data diperoleh dari observasi partisipan dan wawancara mendalam secara online terhadap empat orang informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya fangirlingcyberfandom boyband EXO di media sosial Twitter merupakan wujud dari keberhasilan industri musik K-Pop untuk membuat masyarakat melakukan “pemujaan” terhadap produk budaya populer Korea yang telah mengalami komodifikasi dan industrialisasi. Berbagai bentuk budayafangirling yang dilakukan penggemar di dunia virtual yang meliputifanspeak, fan art dan fan fiction, diciptakan dan dikonsumsi sendiri oleh para penggemar. Hal ini membuktikan bahwa kelompok penggemar tidak hanya dikaitkan dengan praktik konsumsi, melainkan kelompok penggemar juga menciptakan budaya partisipatoris dalam bentuk produksi teks yang membentuk budaya baru.