Peran Publik vs Peran Domestik Perempuan dari Perspektif Feminisme (Analisis pada Tayangan Tupperware She Can)
Main Author: | Puspitasari, Gita |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/120847/1/SKRIPSI_GITA_PUSPITASARI_-_0710020092.pdf http://repository.ub.ac.id/120847/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana representasi feminisme pada tayangan Tupperware She Can pada periode bulan November – Desember 2013. Tupperware sebagai produsen alat rumah tangga yang erat kaitannya dengan peran domestik perempuan, membuat tayangan televisi Tupperware She Can yang bertemakan peran publik perempuan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan kritis dan menggunakan metode textual analysis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pada tiap tayangan yang lebih ditonjolkan adalah peran publik dari tiap tokoh utama. Peran publik yang terus menerus ditonjolkan oleh Tupperware sejalan dengan kesetaraan peran gender antara perempuan dan laki-laki yang digaungkan feminisme. Terdapat empat iklan sebacai intertextuality secara keseluruhan yang terdapat pada tayangan Tupperware She Can dimana tiga iklan memiliki kesamaan tema mengenai kemandirian finansial perempuan seperti yang terdapat pada tayangan. Peran publik para perempuan dalam semua tayangan yang ditampilkan merupakan peran yang berhubungan dengan female modesty atau sifat keibuan seperti mengajar. Kemandirian secara finansial ditampilkan oleh semua tokoh She Can. Mereka adalah perempuan pekerja hingga pemilik kelompok perkumpulan yang mampu berdaya secara ekonomi, namun penghasilan mereka tetap disebut sebagai pembantu perekonomian keluarganya.Tokoh perempuan ditampilkan mampu menghasilkan uang sendiri pada tiap episodenya ini sesuai dengan intisari feminisme marxis. Namun, She Can menyampaikan bahwa uang yang diperoleh adalah untuk membantu perekonomian keluarga. Terjadi pendiskreditan peran ibu rumah tangga secara umum yang sepenuhnya berada di rumah tanpa melakukan aktivitas di ranah publik. Padahal pekerjaan ibu rumah tangga sendiri adalah pekerjaan yang tidak mudah karena ada peran mendidik anak, melakukan pekerjaan rumah tangga dan lain sebagainya yang seolah bukan menjadi peran menginspirasi. Hal tersebut justru bukanlah nilai dari feminisme karena hal tersebut memarjinalkan perempuan-perempuan yang memilih untuk menjadi ibu rumah tangga. Dimana terjadi keberpihakan yang pada hegemoni maskulinitas dan patriarkhi itu sendiri.