Disonansi Kognitif Perempuan Berjilbab yang Merokok
Main Author: | NoviaW, RaishaRenilda |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/120831/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdf http://repository.ub.ac.id/120831/ |
Daftar Isi:
- Perempuan berjilbab sering dilekatkan dengan suatu hal yang positif seperti rajin beribadah, dan santun yang merupakan sebuah kognisi sosial yang telah dikonstruksikan. Jika disandingkan dengan rokok yang merupakan perilaku kurang pantas bila dilakukan oleh perempuan, maka akan menghasilkan stigma-stigma yang menempatkan perempuan berjilbab perokok pada ketidaknyamanan. Ketidaknyamanan ini disebut dengan disonansi kognitif. Penelitian ini berusaha menguraikan bagaimana disonansi kognitif yang dialami oleh perempuan berjilbab yang merokok. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Fokus penelitian ini adalah proses disonansi kognitif yang terjadi pada perempuan berjilbab yang merokok dan usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi disonansi kognitif yang terjadi berkaitan dengan perubahan perilaku atau keyakinan. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa disonansi kognitif yang dialami oleh perempuan berjilbab yang merokok mendorong untuk terjadinya perubahan pada perilaku dan keyakinan mereka. Faktor penyebab terjadinya disonansi kognitif adalah pertentangan antara makna jilbab sebagai penutup aurat yang dapat mempengaruhi perilaku informan dengan perilaku merokok yang dianggap sebagai perilaku yang kurang baik dilakukan oleh perempuan berjilbab. Selain itu, pendapat berupa teguran dan sindiran, serta pandangan negatif dari orang lain juga ikut menjadi penyebab terjadinya disonansi kognitif pada perempuan berjilbab yang merokok. Disonansi kognitif yang dialami berupa munculnya perasaan tidak enak, perasaan bersalah, perasaan malu karena merasa perilakunya tidak sesuai dengan jilbab yang digunakan. Perempuan berjilbab yang merokok mengurangi disonansinya dengan mempercayai bahwa perempuan berjilbab yang merokok tidak selalu negatif. Mereka juga meyakini bahwa masih banyak perempuan berjilbab yang merokok selain mereka. Selain itu, untuk menghindari terjadinya disonansi kognitif, mereka mengubah perilaku yaitu dengan memilih tempat merokok yang tidak terlalu ramai bahkan tertutup seperti di rumah atau di kos. Kemudian hal lain yang mereka lakukan yaitu memilih teman yang dapat menerima perilaku merokoknya dan menghindari teman yang telah berkomentar negatif tentang perilaku merokoknya.