Realitas Kehidupan Sehari-Hari Penderita Kusta Dalam Lingkungan Sosial (Studi Fenomenologi Pada Penderita Kusta Di Rs Kusta Kediri
Main Author: | Istifadah, Nur |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/120819/1/SKRIPSI_NUR_ISTIFADAH_0911213071.pdf http://repository.ub.ac.id/120819/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini membahas tentang kontruksi realitas objektif di RS Kusta Kediri dan realitas subjektif sebelum dan ketika berada di RS Kusta Kediri. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui realitas objektiv yang mengkontruksi penderita kusta selama berada dirumah sakit, mengetahui realitas subjektif penderita kusta sebelm dan ketika berada dirumah sakit. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan penyadaran bagi masyarakat luas tentang fenomena penderita kusta agar kedepannya diskriminasi terhadap penderita kusta dapat diminimalisir bahkan dihilangkan. Penelitian ini menggunakan perspektif dari teori Peter L Berger, dimana peneliti ingin mengetahui proses objektifikasi, internalisasi dan eksternalisasi dari kehidupan subjek yang diteliti. Kehidupan manusia menurut Berger terbagi kedalam dua realitas yakni, realitas objektif dan realitas subjektif yang pada akhirnya kedua realitas tersebut membentuk kontruksi sosial. Berangkat dari kontruksi sosial tersebut peneliti ingin menggali secara mendalam realitas kehidupan sehari-hari penderita kusta. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi kualitatif, wawancara mendalam dan empat subjek informan utama. dari penelitian ini adalah bahwa kehidupan penderita kusta saat sebelum dan ketika berada dirumah sakit mereka mengalami realitas yang berbeda. Kehidupan mereka di tengah lingkungan sekitar terkontruksi oleh realitas objektif masyarakat, dimana objektifikasi yang beredar adalah penyakit kusta adalah penyakit kutukan, menular dan keturunan. Sehingga eksternalisasi dari masyarakat adalah mendiskriminasi penderita kusta. Kontruksi tersebut memberikan pengaruh besar bagi kehidupan penderita kusta pada moment objektifikasi, internalisasi dan eksternalisasi. Akibatnya, seakan-akan di luar mereka seperti putus asa, tidak percaya diri dan tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Kondisi ini berbeda saat mereka berada dirumah sakit. Pihak rumah sakit mendesain rumah sakit sebagai tempat rehabilitasi sekaligus pengobatan. Objek yang dibangun pun mengarahkan pasien pada objektifikasi yang positif, yakni kusta dapat disembuhkan. Dirumah sakit melalui internalisasi, harapan hidup mereka tumbuh kembali sehingga eksternalisasi yang tercipta pun adalah rasa percaya diri.