Konflik Dan Ketidakefektifan Rekonsiliasi (Studi Kasus Konflik Penambangan Pasir Mekanik Dan Rekonsiliasi Melalui Program Pengamanan Tanggul Sungai Brantas Berbasis Partisipatif Di Desa Gebangbunder K

Main Author: Fatmaningtias, AnitaAyu
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/120785/1/Skripsi_anita_105120103111003.pdf
http://repository.ub.ac.id/120785/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini menganalisis tentang konflik penambangan pasir serta rekonsiliasinya yang tidak berjalan efektif di Desa Gebangbunder. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dinamika konflik penambangan pasir dan menganalisis faktor penyebab rekonsiliasi konflik melalui Program Pengamanan Tanggul Sungai Brantas Berbasis Partisipatif yang berjalan tidak efektif di Desa Gebangbunder. Penelitian ini menggunakan teori konflik sosial dari Lewis A. Coser, konflik sosial memiliki fungsi positif yaitu adanya solidaritas yang tumbuh dalam in-group dalam melawan out-group. Dalam menyelesaikan konflik sosial terdapat katup penyelamat yang berfungsi untuk mempertahankan kelompok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan ditentukan dengan menggunakan teknik purposive (ditetapkan). Sumber data diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi, rekaman arsip dan perangkat fisik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik penambangan pasir mekanik di Desa Gebangbunder mengalami dinamika, dimana munculnya penambangan pasir manual menuju modern merupakan tahapan prakonflik. Aksi protes yang dilakukan warga DAS Brantas Desa Gebangbunder hingga terjadinya aksi protes warga DAS Brantas Desa Megaluh dan Satpol PP sebagai upaya untuk menghentikan aktivitas penambangan pasir mekanik. Pemerintah Kabupaten Jombang, BBWS Brantas dan PJT melakukan kerjasama melalui Program Pengamanan Tanggul Sungai Brantas Berbasis Partisipatif untuk menghentikan aktvitas penambangan pasir mekanik sebagai bentuk rekonsiliasi konflik. Implementasi dari Program Pengamanan Tanggul Sungai Brantas Berbasis Partisipatif tidak berjalan efektif. Aktivitas penambangan masih berlangsung, berlangsungnya aktivitas penambangan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kuatnya solidaritas penambang pasir yang menyebabkan terhambatnya rekonsiliasi, ketidakefektifan perumusan program, dan pemerintah gagal dalam menjalankan program tersebut, pemerintah Desa Gebangbunder tidak tegas dalam penertiban aktivitas penambangan dan Polsek Plandaan membocorkan jadwal operasi PATAS kepada pemilik penambang pasir mekanik.