Rancang Bangun Agroindustri Berbasis Ganyong Sebagai Upaya Penyediaan Sumber Pangan Lokal
Main Authors: | Lestari, Endah Rahayu, Hidayat, Nur, Purwaningsih, Isti |
---|---|
Format: | Monograph NonPeerReviewed |
Terbitan: |
Lembaga Penelitian dan Pengambdian Masyarakat - Universitas Brawijaya
, 2009
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/12074/ |
Daftar Isi:
- Ketergantungan masyarakat akan jenis pangan pokok tertentu (terutama beras dan terigu) perlu dikurangi dengan menawarkan berbagai jenis pangan alternatif. Indonesia memiliki potensi umbi-umbian sebagai sumber karbohidrat sekaligus bahan baku tepung lokal yang tidak kalah dengan tepung terigu, Oleh karena itu pengembangan pangan lokal akan memiliki nilai strategis, sehingga perlu upaya serius untuk melakukan diversifikasi pangan. Salah satu sumber pangan lokal yang potensial untuk dikembangkan adalah umbi ganyong. Permasalahan yang ada pada produksi Pati ganyong adalah berwarna coklat sehingga kenarnpakannya kurang menarik apabila diolah untuk berbagai produk. Hal ini disebabkan umbi ganyong memiliki serat dan enzim phenolase yang tinggi sehingga mudah mengalami pencoklatan. Pengkajian perbaikan teknologi produksi pati ganyong sangat diperlukan untuk menghasilkan pati ganyong beserta produk olahannya yang berkualitas. Di samping itu, diperlukan analisa data tekno-ekonomi untuk pengembangan pada Skala industri, sehingga diharapkan diperoleh hasil kajian yang komprehenship. Penelitian ini bertujuan : (1) menentukan optimal proses produksi pati ganyong sebagai upaya perbaikan kualitas pati ganyong, (2) Inovasi dan sosialisasi produk-produk olahan pati ganyong yang dapat diterima konsumen, (3) kajian tekno-ekonomi pengembangan industri pati ganyong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pati ganyong dapat diperbaiki dengan melakukan pencucian secara bertingkat sebanyak 3 kali dengan lama pengendapan 3 jam. Kualitas pati ganyong yang dihasilkan adalah : kadar air 13,14 % ; kadar pati 81,93 % ; kadar amilosa 38,34 % ; kadar abu 0,75 % ; derajad putih 72,4.