Dekonstruksi teks “kepemimpinan” sebagai bentuk gerakan sosial ekspresif oleh Komunitas Anti Bupati di Kabupaten Nganjuk(Studi Semiotika Roland Barthes tentang Mitologi Teks “Kepemimpinan”)

Main Author: Putra, RiskiNugrahaMahatva
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/120708/1/skripsi_RiskiNugrahaMP_0610013062.pdf
http://repository.ub.ac.id/120708/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini mengangkat tentang dekonstruksi atas teks “kepemimpinan” yang dilakukan oleh komunitas anti bupati di Kabupaten Nganjuk. Dimana dengan terpilihnya bupati Nganjuk periode 2009/2013 mendapat kritik terhadap beberapa kelompok dengan menuliskan kata plesetandikaca mobilnya. Tindakan tersebut merupakan bentuk gerakan sosial ekspresif guna membongkar teks “kepemimpinan”. Teks sangat terkait dalam kehidupan sosial dimasyarakat, khususnya teks yang bersifat mengkonstruksi pemikiran masyarakat. Teks itu sendiri bagi Derrida memiliki makna yang cukup luas sehingga permainan makna teks dalam masyarakat bisa terbentuk kapan pun berdasar ruang dan waktunya. Dengan menggunakan konsep teoritis Jacques Derrida dan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan mitologi Roland Barthes, maka dapat diketahui proses dekonstruksi teks “kepemimpinan” oleh komunitas anti bupati mempunyai keterkaitan dengan kepemimpinan bupati Nganjuk periode 2009/2013. Proses dekonstruksi teks “kepemimpinan” tidak lepas dari konteks sosial budaya masyarakat kabupaten Nganjuk. Dekonstruksi teks “kepemimpinan” juga merupakan strategi pembongkaran makna teks kepemimpinan yang berkembang dimasyarakat secara umum, sehingga dengan adanya dekonstruksi teks “kepemimpinan” oleh komunitas anti bupati ini yang pada akhirnya membongkar makna teks awal yang sudah terkonstruksi dimasyarakat. Seperti adanya teks “kepemimpinan” bupati Nganjuk yang dipimpin oleh Taufiqurahman menjadi bergeser maknanya menjadi pemimpin Nganjuk adalah tokoh munafik. Konsep mengenai dekonstruksi yang pada akhirnya menjadi acuan pada penelitian ini untuk mencari pembongkaran teks yang dilakukan oleh komunitas anti bupati. Satu hal lagi yang hendak diungkap dalam penelitian ini mengenai hasil dari dekonstruksi teks “kepemimpinan” yang dalam pendekatan mitologi Roland Barthes dijadikan sebuah petanda baru yang merubah makna dasar dari sebuah penanda. Hasil dekonstruksi teks “kepemimpinan” baru inilah yang nantinya dikategorikan dan dipilah menjadi beberapa golongan yang memunculkan teks budaya yaitu sebuah mitos dimasyarat. Seperti hasil dari dekonstruksi teks kepemimpinan tersebut mengenai pemimpin Nganjuk adalah tokoh munafik. Teks baru ini yang menjadi sebuah mitos di masyarakat sehingga teks baru merupakan teks kultural yang juga ikut melekat di masyarakat Nganjuk.